Laporkan Masalah

Estetika Cengkok dalam irama syair Melayu pada masyarakat Melayu di Pekanbaru Propinsi Riau

IDAWATI, Prof. Dr. Victor Ganap, M.Ed

2010 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Irama syair merupakan unsur musikal dalam sastra kuna Melayu,yang keberadaannya mendominasi eksistensi syair Melayu dalam masyarakat pendukungnya. Irama syair terus hidup dan berkembang mengikuti kaedah-kaedah ilmu vokal yang menjadi medianya. Keberadaan irama syair ini juga menggiring syair Melayu menjadi hal yang selalu diperbincangkan dan dipergunakan dalam ranah musik.Dalam perkembangannya, salah satu teknik dalam melantunkan irama syair Melayu, yaitu cengkok yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmatnya. Keindahan cengkok dinilai sebagai kunci dari keindahan sebuah irama syair. Kepiawaian melakukan cengkok menjadi standar ukur bagi tingkat profesional pelantun syair. Berbagai karakter cengkok harus dikuasai oleh seorang pelantun syair. Puncak dari penguasaan cengkok ini adalah bagaimana mendapatkan rasa yang tepat rasa, atau dengan istilah yang lazim digunakan, roh dan sekh. Kata lain dari roh dan sekh dalam praktik seni vokal disebut penjiwaan atau penghayatan. Melalui penghayatan ini, ekspresi muncul sebagai jembatan untuk menyampaikan ketepatan rasa dalam diri pelantun syair kepada penikmatnya.Hasil dari proses penikmatan terhadap cengkok memiliki tingkat subjektifitas yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kualitas pengalaman estetik dan juga tingkat ilmu pengetahuan yang berbeda. Dalam penggolongannya, proses penilaian estetik dapat pula dibagi pada dua bagian, yakni penilaian dengan menggunakan rasa, dan penilaian dengan menggunakan intelegensi. Dari hasil pengamatan menunjukkan,bahwa proses penikmatan terhadap cengkok dengan menggunakan rasa maupun intelegensi terdapat pada masyarakat Melayu di Pekanbaru.

Irama syair is a musical element in literature of ancient Malay, that its existence to dominate the existence of Malay syair in its society. Irama syair still live and grow to follow the rule of vocal knowledge that will be its instrument. So, this existence of irama syair to drive Malay syair to become a problem that always considered and used in music domain.In its development, one of technique to sing of irama syair namely is cengkok that interested for its supporter. The aesthetic of cengkok was considered as a keyword from the aesthetic of irama syair. The ability to make cengkok to be a parameter for professionalism of syair’s singers.The syair’s singers should be to know about characteristic of cengkok.The highest point of ability of this cengkok is how to get sense that right sense, or get roh and sekh. Another word from roh and sekh in vocal practice is penjiwaan or penghayatan. From its, the expression will be rise as a bridge to present the right sense from syair singer to audience.The result of enjoying process to cengkok, have the highest subjectivity level. This case influenced by aesthetic experience quality and differentiation of knowledge level too. The assessment process of aesthetic could define be two aspect namely, assessment with to use rasa, and assessment with use intelligently. From observation result, the enjoying process to cengkok with to use rasa or intelligently found in Malay society in Pekanbaru.

Kata Kunci : Irama, Cengkok, Rasa, Estetika


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.