Dinamika tipe manusia dalam puisi Amir Hamzah, Chairil Anwar dan W.S. Rendra :: Tinjauan semiotik
NASUTION, Muhammad Ismail, Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo
2010 | Tesis | S2 SastraAmir Hamzah, Chairil Anwar, dan W.S. Rendra merupakan penyair yang berkarya dalam masa transisi Indonesia melepaskan diri dari penjajahan. Mereka hidup dalam tiga era yang berbeda, Amir Hamzah pada era prakemerdekaan, Rendra pascakemerdekaan, sedangkan Chairil Anwar masa Indonesia merdeka. Karya-karya ketiganya pun memiliki perbedaan terutama dalam hal tipe / karakteristik manusia yang dicitrakan lewat tokoh dalam sajak. Padahal, rentang waktu lahirnya puisi itu hanya berselang lima sampai dengan sepuluh tahun. Oleh sebab itu, peneliti berasumsi bahwa penting dilakukan kajian terhadap aspek itu untuk melihat perkembangan manusia Indonesia secara filosofis, khususnya dalam karya sastra. Penelitian ini mengambil sampel dengan jumlah 10 sajak dari masing-masing penyair. Interpretasi dilakukan dengan mengikuti alur proses semiotik, tentunya, dengan memanfaatkan teori semiotika dan intertekstual. Metode yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berda-sarkan postulat Riffaterre, sebagai berikut: langkah pertama, setiap tanda dimaknai dalam konteks pencarian ketaklangsungan makna sajak; kedua, pemaknaan sajak secara heuristik dan hermeneutik, dilanjutkan pada pencarian matriks, model, dan varian. Ketiga langkah ini diarahkan untuk menemukan berbagai tanda yang mengungkapkan tipe-tipe manusia; keempat, menguraikan hubungan intertekstual sajak. Langkah ini bertujuan untuk menguatkan makna yang diperoleh dari hasil interpretasi sebelumnya. Kemudian, tipe-tipe manusia itu dibandingkan. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut. Pertama, tipe-tipe manusia dalam puisi dari ketiga penyair itu berbeda, tipikal manusia dalam puisi Amir Hamzah adalah tipe manusia romantis, melankolis, dan religius. Kedua, tipe manusia puisi Chairil Anwar adalah manusia dengan cinta kasih individual, nasionalis, dan religiusitas yang menentang. Ketiga, Puisi Rendra mengemukakan manusia yang kental dengan sikap sosial, bergelimang dosa, nasionalis dan perasaan cinta yang kuat dengan pengungkapan yang lebih realis. Di samping perbedaan, ketiganya juga memiliki persamaan yaitu tipikal manusia yang sama-sama mencintai ibu.
Amir Hamzah, Chairil Anwar, and W.S. Rendra is a poet who produced a master in Indonesia during the transition away from colonial rule. They lived in three different eras, Amir Hamzah pre-independence era, Rendra post-independence, whereas Chairil independent Indonesia. The works of all three also have their differences especially in terms of type / characteristics of the human figure in branded through poetry. In fact, the time span of the birth of the poem was only intermittent five to ten years. Therefore, researchers assume that the important aspects of the study on it to see the development of Indonesian man philosophically, especially in literature. This study sampled a number of 10 poems from each poet. Interpretation is done by following the process flow of semiotics, of course, by utilizing the theory of semiotics and inter-textual. The method is carried out by following the steps on Riffaterre postulates, as follows: the first step, every sign interpreted in the context of the meaning of the poem in continues search; second, poem reading in a heuristic and heurmeneutic manner, the search continued in the matrix, models and variants. The third step is directed to find a variety of signs that express human types; fourth, describing the relationship inter-textual rhyme. This step aims to strengthen the meaning of the results obtained from the previous interpretation. Then, human types were compared. This research produced the following findings. First, the types of people in the poetry of the poet's three different, typical man in the poetry of Amir Hamzah is a human type romantic, melancholy, and religious. Second, the human type Chairil poetry is a human with individual love, the spirit of the high life, nationalist, and religiosity are opposed. Third, Poetry Rendra human expressed strong with social attitudes, wallowing in sin, nationalist and a strong feeling of love with a more realistic expression. In addition to the differences, all three also have in common is a typical human being both loving mother.
Kata Kunci : Proses semiotik, Intertekstual, Tipe manusia, Romantisme, Religiusitas, Sosialisme, semiotic processes, inter-textual, human type, romanticism, religiosity and socialism