Analisis balanced scorecard sebagai pengukur kinerja pada PT Istaka Karya (Persero)
ISGITO, Dwi, Hardo Basuki, Dr., M.Soc.Sc
2009 | Tesis | S2 Magister ManajemenSetiap organisasi atau badan usaha dalam menjalankan aktivitas bisnisnya bercita-cita untuk tunibuli dan berkembang untuk memuaskan pihak yang berkepenlingan dengan perusahaan sepcrti, peincgang saham, kreditur. penierintah, pelanggan dan karyawan dimana masing-masing pihak mcmiliki kepenlingan yang berbeda. Metodc pengukuran kinerja perusahaan cukiip banyak dan bervariasi jenisnya, salah saiu metode pengukuran adalah dengan menilai kinerja keuangan. Dalam perkembangan selanjulnya, mcngukur kinerja keuangan saja lidak cukup untuk memenuhi kebutuhan inform;isi atas kinerja perusahaan, dan tidak cukup pula untuk menjawab permasalahan jangka panjang didatam pcngainbilan keputusan sirategis mengenai arah dan tujuan perusahaan. l^ada tahun 1992 Kaplan dan Norton incngembangkan scbuiili teknik untuk inengukur kinerja perusahaan yang discbut Balanced Scorecard. Mcthode in! dikembangkan dengai- dasar peinikiran bahwa kinerja keuangan adaUih masa lampau seinentara bisnis akan terns luinb ih dan berkembang. Sebagai badan usaha milik negara dalam niengukur kinerja PT Istaka Karya tidak lericpcis dai i Kepmen BUMN Nomor; KEP-lOO/MBU/2002. tenlang penilaian tingkal kesehaian BUMN . dimana pengukuran kinerja ditinjau dari tiga aspek yaitu; Aspek Keuangan bobot 50 , Aspe Opeiasional bobot 35 dan Aspek Administrasi dengan bobot 15. Pada metode balanced scorecard pengukuran kinerja dilaksanakan pada Asapek Finansial skor 48, Perspektif Pelanggan skor 10, Perspektif bisnis internal skor 26 dan Pespektif pembelajaran dan pertumbulian dengan skor 16. Hasil penilaian tingkat kesehatan se.suai Kepmen BUMN selaina delapan tahun terakhir mcnunjukan skor tertinggi dicapai pada tahun 2002 sebesar 80,5 kelompok Sehat (AA) kemudian menurun untuk tahun lahiin bcrikutnya sampai terendah pada tahun 2006 dengan skor 23 kelompok Tidak Sehat (CC). Pada tahun 2007 dan tahun 2008 terjadi pcningkatan kearah yang membaik letapi masih dalam kelompok Kurang Sehat, pada tahun 2009 berdasarkan pada RKAP tLirget pcncapaian kinerja adalah 68,5 dengan kelompok Sehal. Menurunya tingkat kesehatan pada tahun 2005 dan 2006 karena perusahaan mcnderita kerugian yang cukup bcsar sehingga berdampak pada Equity negaiif sampai dengan tahun 2008. Tahun 2009 diharapkan adanya lambahaii equity berupa penyertaan modal negara (PMN). Kerugian yang terjadi lebih disebubkan karena rcndahnya lingkal penjualan hanya 35% dari renciina, sementara beban biaya overhead sudah tinggi akibal bunga krcdit yang tinggi dan adan>a peralalan bcrat yang tidak produkiif. •Analisis balanced scorecard menggimakan empai perspektif; 1) Perspektif keuangan mcmiliki iima aspek penilaian. aspek keuangan sesui Kepmen BUMN merupakan salah satu bagian dari kinerja perspektif keuangan. Total nilai yang dipcroleh adalah 24,2 dari standaar yang ditetapkan sebesar 48. 2) Perspektif pelanggan memiliki diia aspek penilaian dcng:in angka peroiehan 9,6 dari standar 10. 3) Perspektif bisni.s internal memiliki tujuh kriteria penilaian dengan perolehan nilai 22 dari standar 26. dan 4) Perspektif pembelajaran dan Pertumbuhan dengat: enam kriteria penilaian rnemperoleh nilai 14,75 dari standtir yang ditetapkan 16. Terlihat keempat perspektif telah memiliki keseimbangan seeara prosetitase sebagai salah satu prinsip dari methode balaced scorecard. Keseimbangan ini adalah yang lerbaik karena koinposisi kinerja keuangan sebesar 50% , Kineija Operasiona 35% dan Administrasi 15% sudah tereakup didalam keempat perspektif telah terwakili dan telah terukur. Dengan analisis balanced scorecard dapai dljadikan sebagai peringatan dini akan perlunya manajement mengambil latigkah-langkah strategis untuk mencapai sasaran kitieija sesui sasaran misi periisahtian yang telah ditetapkan. Kata Kunci : Metode Analisis Balanced Scorecard menyempurnakan Pengukuran Kinerja, Kepmen BUMN Nomor; KEP-lOO/MBU/2002.
Any organization or business entity In carry ing out its business activities aspire to grow and develop to satisfy the parties concerned with such companies, shareholders, creditors, governments, customers and employees in which each party has diffeient interests. Corporate performance measurement method is many and varied kinds, one method of measurement is to assess financial peiforinance. In a fuilher development, financial performance measures itione are not sufficient to meet the information needs of corporate performance, and not well enough to address the long-term strategic decisions in the direciion of the company. In 1992 Kaplan and Norton de>eloped a tcchraque to measure the performance of the comp.iny called the Bcilanccd Scorecard. This inelliod was developed with the premise that financial performance is past while the business will continue to grow and develop. As a state-owned companies in measuring the performance ol'PT Karya Istaka decrees can not be separated from Kepmen BL'MN Number: KBP-lOO/MBU/3002. about the health ol'tl e state assessment, which reviewed the performance measurements from tliree aspects, namely: Financial Aspects of weight 50, weight 35 Operational Aspects and Aspects of Administration with the weight 15 In the balanced scorecard method of performance measurement undertaken on Financial /Vsapck sc(>rc 48, score 10 Customer Perspective, internal Business Perspective score 26 and Pcspekiil learning and growth with a score of 16. The results of the assessment according to the health of state decrees during the last eight years showed the highest score achieved in 2002 for 80.5 Keloinpok Sehat (AA) and then decreased for the year next year to the lowest in liie yeai 2006 with a score of 23 Kelompok Tidak Sehai (CC). In the year 2007 and in 2008 an increase towards the improved but still in the Kelompok Tidak Sehat, in the year 2009 based on achievement of performance targets RKAP is 68.5 with a Kelompok Sehat. Menurunya health levels in 2005 and 2006 because the company suffered substantial losses that negatively impact on the Bquily until the year 2008. Year 2009 is expected the additional equity capital of the state (PMN). The loss is mainly due to lower sales levels only 35% of the plan, while the overhead costs are high because of high credit interest and the heavy equipment that is not priidictive. Analysis using the four balanced scorecard perspectives: 1) the financial perspective has five aspects of the assessment, the financial aspects of the decrees as Kepmen BUMN is one part of the performance of the financial perspective. The total \alue of 24.2 obtained from the standard is set for 48 2) The customer perspective las two iispccts of the asse.ssment \\ith the score 019.6 standard 10. 3) internal business perspective has seven assessment criteria with the acquisition value of 12 standard 26. and 4) learning and growth perspective to the six iissossmem criteria score of 14.75 set 16 standards. Four perspectives have been seen to have a balance in percentage as one oi'lhc principle o1 the method balaced scorecard. This balance is the best because the composition of the rinancial pei forinance of 50%, 35% Operasiona i'erformance and Administration 15% already included in the four perspectives have been represented and has been measured. With analilis balanced scorecard can serve as early warning of the need for Management to take strategic steps to sesui achieve performance targets that the company's mission has been set. Key words: Balanced Scorecard Analysis Method perfecting Performance Measuremeni. Kepmen BUMN Number: KEP-lOO/MBU/2002.
Kata Kunci : Metode analisis balanced scorecard menyempurnakan pengukuran kinerja,Kepmen BUMN Nomor KEP,100/MBU/2002