Informed consent merupakan proses sekaligus hasil dari komunikasi efektif dokter-pasien dan bukan sekedar penandatanganan formulir persetujuan saja. Komunikasi dokter-pasien merupakan kopetensi yang harus dikuasai oleh seorang dokter. Komunikasi efektif dokter-pasien akan mampu menyelesaikan permasalah kesehatan pasien, melalui komunikasi akan terjalin hubungan yang baik antara dokter dengan pasien atas dasar kepercayaan. Komunikasi efektif dokter pasien dan penjelasan saat penandatanganan informed consent merupakan proses dan salah satu factor yang dapat mempengaruhi keluaran yaitu kepuasan pasien, Hak asasi manusia khususnya hak untuk menetukan apa yang akan dilakukan terhadap diri sendiri menjadi dasar utama pengadaan informed consent dalam rangka pelayanan kesehatan untuk kemanusiaan. Pengumpulan data dalam penelitian dengan menggunakan metode skala, skala yang digunakan terdiri atas tiga macam skala, komunikasi, kepuasan dan informed consent, dalam bentuk pertanyaan favorable dan unfavorable yang dituangkan kedalam instrument penelitia n yang berbentuk kuisioner tertutup. Sample penelitian sebanyak 150 orang pasien rawat inap RSUD.Dr.M.Zein, terdiri dari pasien yang menjalani tindakan operasi dan yang tidak menjalani tindakan operasi, dan telah dinyatakan pulang oleh dokter yang merawat. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan komunikasi efektif dokter pasien dengan tingkat kepuasan, nilai korelasi variable nya sebesar (r = 0,715; p = 0,000 < 0.05 ), adanya hubungan penjelasan saat penandatanganan informed concent dengan tingkat kepuasan baik informed consent untuk seluruh pasien rawat inap maupun informed consent khusus untuk pasien bedah (menjalani tindakan operasi) dimana dari hasil penelitian ini tingkat kepuasan masing- masing adalah Informed consent 1. nilai korelasi variabel nya (r =0,574; p = 0,000 < 0.05), dan untuk informed consent pasien yang dilakukan tindakan bedah, nilai korelasi variabelnya (r=0,577; p = 0,000 < 0.05), dimana hubungan tersebut bersifat timbal balik, semakin komunikatif seorang dokter dengan pasien, semakin tinggi tingkat kepuasan pasien, dan semakin baik penjelasan dokter saat penandatanganan informed, pasien semakin puas Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini terdapat hubungan antara variable komunikasi dokter-pasien terhadap tingkat kepuasan, serta hubungan antara penjelasaan saat penandatanganan informed consent dengan tingkat kepuasan

Informed consent refers to both a process and result of effective communication between physician-patient rather than just a matter of signing form of acceptance. The communication between physician-patient is a competence that physician have to acquire. The effective communication between physician-patient will able to solve patient’ health problems; and through communication, good relationship between physician and patient will be built based on trust. Effective communication between physician-patient and explanation during signing informed consent is a process and becomes one of factors able to influence outputs, i.e. patient’s satisfaction. Human rights, in particular, the right to decide what will be conducted on his or her own turns out to be the main base of providing informed consent in humanitarian health service. Data of the present research were collected through the use of scale method; the scale consisted of three types of scales on communication, satisfaction and informed consent, in the form of favorable and unfavorable questions and they were stated into research instruments of closed questionnaires. Subjects were 150 in-patients of the RSUD.Dr.M.Zein (Dr.M.Zein Local General Hospital), involving patients under surgery treatment and those not under surgery treatment, and those stated as returning-home patient physicians treating them. Results showed the relationship between effective communication of physicianpatient and satisfaction level with variable correlation value of (r = 0.715; p = 0.000<0.05) respectively, the relationship between explanation during the signing of informed consent and satisfaction level, both informed consents of all in-patients and specific -informed consent for patients under surgery (undergoing surgery operation); the individual satisfaction level in informed consent was 1 with its variable correlation value of (r =0.574; p= - 0.000<0.05); while for informed consent of patients under surgery, the variable correlation value was (r=0.577; p = 0.000 < 0.05), and the relationship was mutual; the more communicative physician and patient was, the higher satisfaction level of patient was, and the better the explanation of physician was during informed consent signing, the patient was more satisfied. Conclusion: Based on the results of the present research, the relationship of variable communication between physician-patient and satisfaction level, and the relationship between explanation during informed consent signing and satisfaction level were identified.

Kata Kunci : Komunikasi dokter,pasien,Kepuasan pasien,