Laporkan Masalah

Optimasi proses fermentasi molasses terhadap rendemen bioetanol di Bekonang

KHOSIM, Ir. Siti Syamsiah, M.Sc., Ph.D

2009 | Tesis | S2 Magister Sistem Teknik

Proses fermentasi molases pada industri kecil bioetanol masih sangat sederhana. Dilakukan dengan cara turun menurun dari nenek moyang. Proses tersebut apakah sudah optimal atau belum, maka perlu penelitian. Penelitian ini dengan cara pengadukan pada proses fermentasi molases dan penyaringan hasil fermentasi sebelum didistilasi, bertujuan membandingkan proses fermentasi molases menjadi bioetanol yang ada di Bekonang dengan di laboratorium dan mengoptimalkan lama proses fermentasi molases terhadap rendemen bioetanol yang dihasilkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pengadukan pada proses fermentasi molases menjadi bioetanol dan penyaringan terhadap hasil fermentasi dapat meningkatkan rendemen dan kadar bioetanol yang dihasilkan. Rendemen bioetanol dari Bekonang 25 % dengan kadar etanol 9,40%, sedangkan hasil di laboratorium, fermentasi molases tanpa pengadukan 32,6 %, dengan pengadukan 40,4 % sehingga terjadi peningkatan, demikian juga untuk kadarnya dari 9,40 % menjadi 14,70 %, sehingga dapat mengoptimalkan waktu (lama) proses fermentasi. Lama proses fermentasi molases menjadi bioetanol yang optimal yaitu 3 hari.

The molasses fermentation process in bioethanol small industry is very simple. It is conducted from generation to generation; therefore, it is needed to conduct research about the optimization of the process. This research was conducted by agitation in the molasses fermentation process, filtration in the fermentation result before it was distillated in the purpose to compare the molasses fermentation process to become bioethanol in Bekonang, and the one in the laboratory, and to optimize the length of molasses fermentation process to bioethanol yield resulted. The result of this research showed that agitation in the molasses fermentation process becomes bioethanol and filtration to the result of fermentation can increase yield and bioethanol concentration resulted. Bioethanol yield from Bekonang was 25% with ethanol concentration 9.40% meanwhile the result in laboratory, molasses fermentation without agitation was 32.6% and with agitation was 40.4% so that happened improvement, and the concentration was increased from 9.40% become 14.70% so it can optimize the length of fermentation. The optimal length of molasses fermentation process become bioethanol was 3 days.

Kata Kunci : Fermentasi,Molases,Rendemen,dan bioetanol,fermentation, molasses, yield, and bioethanol.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.