Tar adalah limbah yang dihasilkan oleh proses pemurnian asap cair tempurung kelapa. Bahan yang terkandung di dalam tar diduga dapat digunakan sebagai pengganti aspal minyak bumi atau dapat yang disebut sebagai bioaspal. Salah satu cara untuk memperoleh bioaspal yang terkandung di dalam tar adalah dengan destilasi. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi bioaspal dengan bahan baku tar yang berasal dari sisa proses pemurnian asap cair. Proses produksi dilakukan dengan menggunakan metode destilasi dengan memvariasikan temperatur perlakuan dan waktu tinggal. Pada penelitian ini, variasi temperatur yang digunakan adalah 125, 175, dan 225ºC, sedangkan variasi waktu tinggal yang digunakan adalah 10,15 dan 20 menit. Hasil yang diperoleh diuji penetrasi dan titik lembeknya untuk dibandingkan dengan standar kualitas aspal spesifikasi AC 60/70. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh temperatur perlakuan lebih dominan bila dibandingkan dengan pengaruh waktu tinggal dimana penetrasi cenderung turun dan titik lembek cenderung meningkat. Penetrasi bioaspal hasil penelitian ini sebesar 32,22 mm masih terlalu rendah bilah dibandingkan dengan standar kualitas aspal spesifikasi AC 60/70 yaitu sebesar 60 – 70 mm selain itu, titik lembek bioaspal penelitian ini sebesar 46,25ºC sehingga, bioaspal yag dihasilkan di penelitian ini belum memenuhi standar kualitas aspal spesifikasi AC 60/70.

Tar is a waste produced by liquid smoke of coconut shell purification processing. The material contained can be used as a fossil asphalt substituent or can be called bio asphalt. One of the methods to obtain bio asphalt contained in the tar is distillation method. The objective of this research is to produce bioasphalt with tar as the raw material taken from the residue of liquid smoke purification the production process is conducted by using distillation method with treatment temperatures and resident time variation in this research, the temperature variation used are 125, 175 and 225ºC, where as the resident times variation are 10, 15 and 20 minutes. The result obtained then is tested the penetration and softening point to be compared with the AC 60/70 specification of asphalt quality standard. The result of the research shows that the effect of treatment temperature is more dominant compared with the effect of the resident time that the penetration is decrease and the softening point is increase. The bio asphalt penetration 35, 22 mm is lower than the AC 60/70 specification of 60 – 70 mm. Besides that, the bio asphalt softening point of 46, 25ºC is lower than the AC 60/70 specification of 48 – 58 ºC. So, the bio asphalt produced from this research doesn’t met the requirements of the AC 60/70 specification of asphalt quality standard

Kata Kunci : Tar,Bioaspal,Destilasi,tar, bio asphalt, distillation