Evaluasi penggunaan Partograf oleh Bidan Delima di Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah
WIDIARTI, Eny, Prof.dr. M. Hakimi, SpOG(K).,PhD
2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kes. Ibu dan Anak-KeLatar Belakang: AKI di Indonesia sebesar 307 per 100.000 KH. Salah satu penyebab kematian ibu adalah partus lama. Untuk mencegah terjadinya partus lama, APN mengandalkan penggunaan partograf, untuk deteksi dini terhadap penyulit persalinan. Jika semua tenaga penolong persalinan mampu melakukan deteksi dini, maka ibu dan bayi baru lahir terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian (Depkes, 2004). Evaluasi bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan dengan cara membandingkan dengan standar. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui penerapan penggunaan partograf dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan partograf secara optimal pada Bidan Delima di Kabupaten Purworejo. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian ‘Observasional’ dengan rancangan cross sectional study. Unit analisis Bidan Delima sebanyak 33 orang. Instrumen yang digunakan adalah check list dan pedoman wawancara mendalam. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan APN, penyediaan formulir partograf dan kompetensi Bidan Delima dengan variabel terikat kepatuhan pada penggunaan partograf. Uji hipotesis menggunakan chi-square dengan p<0,05 dengan CI 95% dan data kualitatif disajikan secara naratif. Hasil: Dua responden (6,06%) tidak menyediakan formulir partograf di tempat praktik, 11 responden (33,33%) belum menggunakan partograf pada setiap asuhan persalinan, 7 responden (21,21%) tidak melakukan pencatatan secara konsisten dan benar pada formulir partograf. Tidak ada hubungan antara umur, pendidikan, dan masa kerja responden dengan kepatuhan dalam penggunaan partograf dengan nilai p>0,05. Ada hubungan antara pelatihan APN, penyediaan formulir partograf dan kompetensi Bidan Delima dengan kepatuhan penggunaan partograf dengan p<0,05. Kondisi pasien, lokasi persalinan bukan alasan yang tepat untuk tidak menggunakan partograf. Persepsi negatif terhadap penggunaan partograf, kurangnya kemauan terhadap penggunaan partograf dan kurang optimalnya sistim pembinaan dan pengawasan menyebabkan tidak optimalnya penggunaan partograf. Kesimpulan: Penggunaan partograf pada sebagian kecil dari anggota Bidan Delima tidak sesuai standar validasi. Kompetensi Bidan Delima yang tidak sesuai dengan standar menyebabkan tidak optimalnya penggunaan partograf.
Background: Maternal mortality rate in Indonesia is 307 per 100,000 births alive. One cause of maternal mortality is prolonged parturition process. To prevent the occurence of prolonged parturition, normal birth care relies on the use of partograph to make early detection of birth complicators. If all birth assistants can make early detection, mothers and newly born babies are safe from morbidity and mortality. Objective: To identify use of partograph and factors affecting optimum use of partograph by Delima Midwives at District of Purworejo. Method: The study was observational with cross sectional design. Analysis unit were as many as 33 Delima Midwives. Research instruments used were checklist and indepth interview guide. The independent variables were age, education, length of work, training on normal birth care, availability of partograph forms and competence of Delima Midwives. The dependent variable was compliance with use of partograph. Hypothesis test used chi square with p<0.05, CI 95% and the qualitative data were presented narratively. Result: Two respondents (6.06%) did not provide partograph form at the location of service, eleven respondents (33.33%) did not used partograph when doing childbirth care, and seven respondents (21.21%) did not make regular and prefer recording on partograph form. There was no relationship between age, education, and length of work of the respondents and compliance with use of partograph with p>0.05. There was relationship between training on normal birth care, availability of partograph forms and competence of Delima Midwives and compliance with use of partograph with p<0.05. The condition of patients and location of birth place were inappropriate reasons for not using partograph. Negative perception about use of partograph and ineffective supervisory and monitoring system caused non optimum use of partograph. Conclusion: Use of partograph among a few Delima Midwives was irrelevant with standard of validation. Competence of Delima Midwives which was irrelevant with the standard greatly affected the optimum use of partograph.
Kata Kunci : Angka Kematian Ibu,Partograf,Bidan Delima, evaluation, partograph, Delima Midwives, normal birth care