Laporkan Masalah

Feodalisme dalam masyarakat Sumba :: Sebuah penelitian tentang pergeseran pola hubungan antar kelas sosial dalam masyarakat Desa Palakahembi

SAMBU, Kristianus, Prof.Dr. Tadjuddin Noer Effendi

2007 | Tesis | S2 Sosiologi (Studi Pembangunan)

Penelitian ini secara garis besar berbicara mengenai masalah feodalisme dalam masyarakat Sumba. Masyarakat Sumba secara tradisional terstratifikasi dalam kelas-kelas sosial ningrat (Maramba), orang merdeka (Kabihu), dan hamba (Ata). Golongan Maramba terdiri dari para raja dan bangsawan yang menjadi penguasa atas tanah dalam suku-sukunya dan sekaligus menjadi golongan berpengaruh di bidang ekonomi, sosial budaya, maupun politik. Di sini ada kelas yang berkuasa dan kelas yang dikuasai, yang menjadi tuan dan yang lain menjadi hamba. Hubungan yang terjadi adalah hubungan kekuasaan, atasan dan bawahan, tuan dan hamba. Oleh perkembangan modernisasi, kemajuan di bidang pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, dan perjumpaan dengan budaya-budaya asing menyebabkan sistem feodalisme itu mengalami kemunduran dan pengaruhnya semakin melemah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana pergeseran pola hubungan antar kelas sosial dalam masyarakat Sumba dewasa ini, dan bagaimana pergeseran pola hubungan antar kelas sosial itu terjadi, dengan menjadikan masyarakat desa Palakahembi sebagai obyek kajian. Penelitian ini menggunakan perspektif perbedaan kelas dan perspektif perubahan sosial sebagai kerangka berpikirnya. Oleh karena itu penelitian ini merupakan sebuah penelitian tentang pergeseran pola hubungan antar kelas sosial yang terjadi dalam masyarakat Sumba yang menganut sistem feodal, dengan mengambil masyarakat desa Palakahembi sebagai unit analisisnya. Penelitian ini menggunakan metodologi etnografi dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode pengamatan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Sedangkan pengolahan data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan pemaparan deskriptif dan interpretatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa paham feodalisme secara teoretis sudah berakhir, namun dalam prakteknya fenomena ini masih dijumpai dalam masyarakat yang masih berpegang teguh pada tradisi budaya seperti di Sumba yang ditunjukkan dengan adanya kelas. Selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan, pertama, sebab-sebab pergeseran pola hubungan antar kelas sosial yang meliputi pendidikan, keterbukaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi, serta perjumpaan dengan budaya asing. Kedua, bentuk-bentuk pergeseran yang dilihat dari aspek ekonomi, aspek sosial budaya, dan aspek politik. Ketiga, implikasi pergeseran pola hubungan yang nampak dalam kondisi masyarakat yang semakin egaliter, berkurangnya dominasi kelas berkuasa, dan muncul sikap tidak tergantung masyarakat kelas bawah kepada kelas atas.

This research in general discusses about the feudalism problem in Sumba society. Traditionally, this society is stratified into three main social classes; the aristocrat class (Maramba), the free class (Kabihu), and the slave class (Ata). Maramba class consists of kings and noble people who possess the lands in their tribe and become the influential group in economic, social-cultural, and political field. In this sense, there are the ruling class and the ruled class; one becomes the lord upon the other. The relationship is developed in the context of power; upper class and lower class, lord and slave. Modernization development, the rapid progress brought by education, the contact with foreign culture, the openness to the information and communication technology, have weakened the feudalism and caused its influence decreased. This study aims to describe how the relationship pattern among social classes in Sumba society shifts nowadays, and how the shift of the relationship pattern among social classes happens by choosing the people of Palakahembi village as the study object. This research uses difference of class perspective and social change perspective as its theoretical framework. Therefore, this research is mainly the study on the shift of the relationship pattern among social classes in Sumba society who maintains feudalism system, by choosing the people of Palakahembi village as the unit of analysis. The research uses ethnography methodology and the method in collecting the data mostly uses observation, in-depth interview, and documentation. Whereas the data processing is done qualitatively using descriptive and interpretative exposition. The research shows that the feudalism system has ended theoretically, but in its practice this phenomena is still found in the society who strongly hold the cultural-tradition such as in Sumba which is showed by social classes. Furthermore, the result of this research shows, firstly, the reasons of the shift of the relationship pattern among social classes are consist of the progress in education, the contact with foreign culture, and the openness to the information and communication technology. Secondly, the forms of the shift of the relationship pattern can be seen from in economic, social-cultural, and political aspects. Thirdly, the implication of the shift of the relationship pattern seemed in the egalitarian society condition, the domination of the upper class decreased, and the independence of the lower class to the upper class.

Kata Kunci : Feodalisme,Kelas Sosial,social class, stratification


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.