Adaptasi rumah tangga petani :: Studi perubahan sosial rumah tangga petani di Desa Tegalrejo Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul
SANTOSO, Budi, Prof.Dr. Mudiyono
2007 | Tesis | S2 Sosiologi (Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial)Paper ini bertujuan untuk membahas tentang adaptasi masyarakat petani Desa Tegalrejo Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul terhadap lingkungan. Hal tersebut akan mengarah pada upaya-upaya masyarakat petani Desa Tegalrejo dalam mempertahankan eksistensinya di tengah laju pembangunan. Sedikitnya ada empat pertimbangan penting yang mendasari mengapa peneliti memilih lokasi penelitian di desa Tegalrejo. Pertama, lokasi penelitian merupakan desa dengan mata pencaharian tertinggi penduduknya adalah petani yaitu 3.316. Kedua, jumlah kepemilikan lahan tanah, baik sawah maupun tegalan yang kurang dari 0,2 ha, cukup tinggi yaitu 3.956. Ketiga, berdasarkan hasil pendataan pendidikan angkatan kerja di Kecamatan Gedangsari merupakan desa tertinggi yang jumlah penduduknya tidak tamat SD yaitu 3.019. Keempat, penduduk yang melakukan mobilitas ke daerah lain (daerah kota) ataupun mempunyai pekerjaan di luar sektor pertanian cukup tinggi dalam rangka melakukan adaptasi terhadap berbagai perubahan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan atau menguraikan “apa adanya†tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mencoba memberikan interpretasi secara mendalam terhadap temuan-temuan lapangan berdasarkan fakta-fakta sosial yang sebenarnya. Bogdan dan Tailor memberikan pengertian tentang teknik penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adaptasi dalam proses inovasi, pada masyarakat desa terlihat jelas adanya campur tangan dari alam. Elemen-elemen alam seperti udara, iklim, keadaan tanah, curah hujan, dan semacamnya meskipun nampaknya cukup bervariasi akan tetapi secara umum adalah bersifat ajeg dan teratur. Menghadapi hal-hal yang ajeg dan teratur ini maka tehnik-tehnik yang diperlukan untuk produksi pertanian juga bersifat ajeg dan sederhana. Dalam keadaan semacam inilah masyarakat desa tidak membutuhkan inovasi. Faktor alam juga banyak mempengaruhi proses-proses pembentukan kepribadian masyarakat desa. Sebagai akibat dari sangat dekatnya dengan alam, maka orang desa mengembangkan filsafat hidup yang berbeda dengan orang kota. Faktor alam terlihat pula pengaruhnya terhadap pola-pola kebiasaan mereka. Karena proses-proses yang terkait dalam pertanian itu seirama dengan alam, maka orang desa juga mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang seirama dengan alam itu. Sebagai gambaran, pada tanaman padi atau gandum, semenjak tumbuh hingga panen tanaman tersebut selalu melewati proses-proses serta tahapan tertentu yang bersifat ajeg. Sekalipun dengan menggunakan tehnik-tehnik tertentu orang dapat memperpendek usia tanaman atau meningkatkan produksi, tetapi tetap terbatas. Orang tidak dapat mempercepat proses pertumbuhan tanaman seperti memutar mesin. Akibatnya orang desa terbiasa dengan pola kebiasaan hidup yang lamban.
The present paper has aims at investigating on adaptation of a farmer community in Tegalrejo Village, Sub-district of Gedangsari, Gunungkidul Regency to its environment. This can head for any efforts of the farmer community in Tegalrejo Village in defending its existence in the middle of the development rate. At least there are four important considerations based on why the writer chooses a research location in Tegalrejo Village. First, the research location is a village having the highest means of livehood with its population are farmers in the amount of 3.316. Second, the amount of land properties, both irrigation fields and dry fields less than 0,2 ha are very high that is 3.956. Third, based on results of education data on its working force, Gedangsari Sub-district is an area having the highest population but have no appriopriate education even did not passed from the Elementary School in the amount 3.019. Fourth, population doing mobilities to other areas (other cities) or having jobs outside of the farming sector are high enough in the framework of doing some adaptation to various changes related to their fulfilment of life needs. The study had been done is a qualitative descriptive. A descriptive study is a study trying to depict or explain ‘what it should be’ on any variable, phenomenon or condition. A descriptive study is a study trying to present in-deep interpretations to any field findings based on a real social facts. Bogdan and Taylor give an understanding on a technique of a qualitative study as a research procedure resulting descriptive data in the forms of words or orals from people and behaviours can be observed. Results of analysis the writer do show that adaptation done by the most population of Tegalrejo Village, Gedangsari Sub-district, the Regency of Gunungkidul caused by factors of environment and resources. Topografy of its heavy hilly area also make the farming land is difficult to manage optimally. The existence of poor farmer community are spread over almost in each village and most of them are farmers, breeders, raiser animals for a share in the produce, farming laborers or mixed jobs. They characterized by low education rates and have no appriprate farming lands. Circular strategy of working in the nearest cities is the one of adaptations done by the most population, less and more influence social behaves of the farmer households. This specially can be seen from the more loose social ties of the villagers, thus individualism more increasing. Habits of unity owned before had changed along with development of farming comercialism. In addition, even they have some opinions that the main roles of women are around the household and domestic duties but it doesn’t close any chance for a woman in executing their jobs in other sectors (public sectors). Thus, migration to work outside the area had been causes for the moving of relations in farmer households with the community, but also in relations between men and women.
Kata Kunci : Rumah Tangga Petani,Adaptasi,Perubahan Sosial