Evaluasi pengelolaan pengawasan kualitas air bersih oleh petugas sanitasi Puskesmas di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
ASMUSTAWA, Agus Suwarni, SKM.,M.Kes
2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kebij. dan Manaj. PeLatar Belakang. Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan tujuan tersebut telah diupayakan suatu pendekatan penyehatan air diawali dengan kegiatan pengawasan kualitas air melalui inspeksi sanitasi yang ditindaklanjuti oleh kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air, untuk pengamanan kualitas air dari risiko pencemaran dengan melibatkan peranserta masyarakat. Inspeksi sanitasi dilaksanakan oleh petugas Sanitasi Puskesmas dengan mendatangi sarana air bersih setiap bulannya. Tujuan penelitian. Untuk mengetahui sejauh mana petugas Sanitasi telah melaksanakan pengelolaan pengawasan kualitas air bersih sumur gali sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Metode penelitian. Jenis penelitian ini merupakan studi kasus eksploratif dengan metode penelitian kualitatif, menggunakan rancangan tunggal terpancang untuk mengevaluasi pengelolaan pengawasan kualitas air bersih oleh petugas Sanitasi Puskesmas. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh check list dokumen pengawasan kualitas air dan dokumen kegiatan kesehatan lingkungan. Hasil dan Kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengelolaan pengawasan kualitas air oleh petugas Sanitasi Puskesmas belum dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, keadaan ini terlihat dari tindakan petugas melaksanakan inspeksi sanitasi tidak menggunakan formulir inspeksi, hal ini diperkuat oleh pernyataan Kepala Puskesmas dan Kepala Desa, kemudian berdasarkan hasil check list observasi terhadap hasil pekerjaan petugas Sanitasi berupa dokumendokumen pendukung, sebagian besar Puskesmas tidak memiliki dokumen berupa arsip, antara lain : tidak ada buku registrasi kesehatan lingkungan 100%, tidak ada buku kerja petugas Sanitasi untuk kunjungan ke desa 87,5%, tidak ada arsip formulir inspeksi sanitasi sebagai bukti telah melaksanakan inspeksi 75%, tidak ditemukan absen petugas Sanitasi untuk Dinas Luar 100%, tidak ditemukan arsip surat tugas sebagai bukti kunjungan ke desa 87,5% dan tidak adanya rencana kerja bagi petugas Sanitasi dalam 1 tahun 75%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pengelolaan pengawasan kualitas air di Puskesmas belum berjalan sesuai petunjuk yang ada.
Background: Health Act No. 23, 2003 states that health development is aimed at increasing awareness, willingness and ability to live healthily for all people in order to actualize optimum health status of the community. To achieve the aim an effort has been made through water sanitation by controlling quality of water through sanitation inspection. The control of quality is followed by activities of improving water quality, guiding people on use of water and maintaining the quality of water from pollution through community's participation. Sanitation inspection is carried out by sanitation staff of community health center by checking clean water facilities monthly. Objectives: The objective of the study was to find out whether sanitation staff had implemented control management of the quality of water deriving from wells according to specified procedures. Method: This was an explorative case study which used qualitative method to evaluate the management of clean water quality control by sanitation staff of community health center. Primary data were obtained from indepth interview and observation whereas secondary data were obtained from checklist of water quality control and environmental health activity documents. Result: The result of the study showed that the implementation of clean water quality control management by sanitation staff of community health center had not been based on specified procedures. This was indicated from the fact that the staff did not use inspection form when they were doing inspection. Both head of community health center and head of the village also had similar statement about such incompliance. Besides based on the result of checklist observation to supporting documents of sanitation staff's activities, most of community health centers did not have documents on environmental health registration (100%), there was no document on sanitation staff's visit to villages (8.75%), there was no document on sanitation inspection form which indicated that staff had done inspection (75%) there was no list indicating that staff had attended outside office inspection (100%), there was no document (100%) of letter of duty issuance to indicate visits to villages (87.5%) and there was no activity planning of sanitation staff within a year (75%). Conclusion: The implementation of water quality control management had not been operated as the specified documents.
Kata Kunci : Kebijakan Kesehatan,Kualitas Air Bersih,Petugas Sanitasi,quality of water, sanitation inspection, water sanitation