Laporkan Masalah

Hubungan antara mikroalbuminuria dengan kematian dan kejadian gagal jantung di rumah sakit pada sindroma koroner akut

WIBOWO, Mohamad, dr. Budi Yuli S., SpPD(KKV),SpJP(K), FIHA

2007 | Tesis | PPDS I Ilmu Penyakit Dalam

Latar belakang: Pada fase akut, penderita infark miokard akan mengalami peningkatan ekskresi albumin ke dalam urin yang akan menurun kembali secara progresif ke nilai normal. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa peningkatan ekskresi albumin ini dapat menjadi prediktor independen untuk terjadinya kematian selama dalam perawatan di rumah sakit. Penelitian lain melaporkan bahwa terdapatnya mikroalbuminuria merupakan faktor risiko kuat untuk terjadinya gagal jantung di kemudian hari. Tujuan penelitian: Mengetahui apakah mikroalbuminuria pada hari pertama perawatan penderita sindroma koroner akut mempunyai hubungan dengan terjadinya gagal jantung dan kematian selama dirawat di rumah sakit dibandingkan tanpa mikroalbuminuria. Subyek dan metode: Penelitian ini dilakukan secara cohort pada bulan Januari- Agustus 2006. Subyek penelitian adalah penderita sindroma koroner akut yang dirawat di bangsal ICCU RSUP. Dr. Sardjito. Dari subyek penelitian diambil sampel urin 24 jam untuk diperiksa kadar albumin urin dan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu normoalbuminuria dan mikroalbuminuria. Selanjutnya subyek di follow up selama dirawat dan dicatat apabila terdapat kejadian gagal jantung dan meninggal selama dalam perawatan. Hasil: Dari sebanyak 98 sampel urin penderita sindroma koroner akut yang diambil, 8 sampel masuk kategori albuminuria klinik, sehingga harus di eksklusi. Dari 90 sampel yang dianalisis, 34 subyek masuk kategori normoalbuminuria, dan 56 subyek masuk kategori mikroalbuminuria. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya mikroalbuminuria ternyata tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok (p>0,05). Dari hasil analisis ternyata terjadinya gagal jantung dan kematian selama dirawat di rumah sakit tidak berbeda bermakna antara kelompok normoalbuminuria dengan mikroalbuminuria (p>0,05). Simpulan: Tidak didapatkan hubungan antara mikroalbuminuria pada hari pertama perawatan sindroma koroner akut dengan kejadian gagal jantung dan kematian selama dalam perawatan di rumah sakit.

Background: In acute phase, acute myocardial infarction patients have an increase of urinary albumin axcretion, that will reduce progressively to normal values. The previous study showed that an increase of albumin axcretion can be an independent predictor for mortality during hospitalisation. Other studies reported that microalbuminuria is a strong risk factor for future heart failure. Objective: To know wether microalbuminuria in first day admission of acute coronary syndrome has relationship with heart failure and mortality during hospitalisation, compared to non microalbuminuria. Subjects and methods: This is a cohort study. We collected data from January-August 2006. Subjects were acute coronary syndrome patients hospitalised in ICCU Dr. Sardjito Hospital. We collected 24 hours urine samples to examine albumin urine. We divided into two group, they were normoalbuminuria and microalbuminuria. Then subjects were followed up during hospitalisation to heart failure and mortality. Results: From 98 urine samples, 8 samples were clinically albuminuria, so we excluded them. From 90 samples analyzed, 34 were normoalbuminuria, and 56 were microalbuminuria. Other factors that influenced microalbuminuria occurrence were not significantly different in both group (p>0,05). From analysis, we found that heart failure occurrence and mortality during hospitalisation were not significantly different between normoalbuminuria and microalbuminuria (p>0,05). Conclusion: There was no relationship between microalbuminuria on the first day of admission in acute coronary syndrome and in-hospital heart failure and mortality.

Kata Kunci : mikroalbuminuria, sindroma koroner akut, gagal jantung, kematian, microalbuminuria, acute coronary syndrome, heart failure, mortality


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.