digunakan sebagai penyaring (screening) sederhana dan cepat untuk mengidentifikasi individu kegemukan (overweigt) dan obesitas. Upper body obesity lebih berkaitan dengan intoleransi glukosa, hiperinsulinemia, diabetes mellitus, hipertrigliseridemia, gout dan batu urat, dibandingkan lower body obesity. Karena lingkar leher dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mengidentifikasi penderita kegemukan atau obesitas maka adalah penting untuk mengetahui pengaruh lingkar leher terhadap tekanan darah. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara lingkar leher dengan tekanan darah serta kaitannya dengan parameter obesitas/antropometri yang lain (indeks massa tubuh dan lingkar pinggang). Metode dan Cara Penelitian : Disain penelitian potong lintang, subyek penelitian adalah penduduk Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta. Meliputi dusun Rajek Lor, Boelawen, Konteng, Jumeneng Kidul, Nglarang, Karangbajang dan Karanglo. Dilakukan pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar leher, lingkar pinggang dan tekanan darah. Hasil Penelitian: Terdapat 781 subyek yang dianalisis, terdiri dari 477 (61,1%) orang perempuan dan 304 (38,9%) laki-laki, dengan rerata usia ± SB adalah 47,7 ± 14,1 tahun, termuda 18 tahun dan paling tua 85 tahun. Sebanyak 213 (27,3%) orang tergolong obese (IMT ≥ 25 kg/m2), terdiri dari 74 laki-laki dan 139 orang perempuan.Analisis univariat dengan uji Spearman didapatkan lingkar leher berhubungan lemah dengan tekanan darah diastolik (r:0,14; P=<0,001). Didapatkan hubungan yang bermakna antara lingkar leher dengan IMT dan lingkar pinggang (IMT: laki-laki, r:0,73; P<0,001; perempuan, r: 0,55; P<0,001; LPi: laki-laki, r:0,73; P<0,001; perempuan, r:0,58; P<0,001). Simpulan: Didapatkan korelasi yang lemah antara lingkar leher dengan tekanan darah. Terdapat korelasi yang kuat antara lingkar leher dengan parameter obesitas yang lain (IMT dan lingkar pinggang).

Background: Neck circumference is an index of upper body obesity, which can be used as a simple and quick screening to identify overweight and obesity. Upper body obesity is related more in glucose intolerance, hyperinsulinemia, diabetes mellitus, hypertrigliseridemia, gout and uric stone, rather than lower body obesity. Because neck circumference can be used as first step to identify obesity individual, so it is important to know influences of neck circumference and blood pressure. Objective: To know relationship between neck circumference to systolic and diastolic blood pressure and other obesity parameter/anthropometry (body mass index and waist circumference). Methods and Design: This is a cross-sectional study. Subjects were inhabitans in Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta. It includes dusun Rajek Lor, Boelawen, Konteng, Jumeneng Kidul, Nglarang, Karangbajang and Karanglo. We performed physical examination including bodyheight, bodyweight, neck circumference, waist circumference and blood pressure. Results: There were 781 subjects, they consisted of 477 (61.1%) females and 304 (38.9%) males, mean age was 47.7 ± 14.1 y.o., the youngest was 18 y.o.and the oldest was 85 y.o. There were 213 (27.3%) obese (BMI ≥ 25 g/m2), they consisted of 74 males and 139 females. Spearman correlation coefficients indicated a no strongly association between neck circumference with systolic and diastolic blood pressure (systolic, r: 0,03; P=0,41; diastolic, r:0.98; P<0.001). There was significant relationship between neck circumference and other obesity parameter/anthropometry (body mass index and waist circumference) (BMI: men, r:0,73; P<0,001; women, r: 0,55; P<0,001; waist circumference: men, r:0,73; P<0,001;women, r:0,58; P<0,001). Conclusion: There are correlated weakly between neck circumference and blood pressure. There are corrrelated strongly between neck circumference and other obesity parameter (body mass index and waist circumference).

Kata Kunci : Tekanan Darah,Lingkar Leher, Neck circumference, upper body obesity, blood pressure.