Laporkan Masalah

Persepsi Stakeholders terhadap rencana revitalisasi kawasan perdagangan pasca konflik sosial di Kota Ambon :: Studi kasus Jl. A.Y, Patty, Jl. Sam Ratulangi, Jl. A.M. Sangadji

MANUHUTU, Debora Yean, Ir. Sudaryono, M.Eng.,Ph.D

2006 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Konflik sosial antara dua komunitas, muslim dan non muslim, yang berlangsung di kota Ambon tahun 1999-2003 mengakibatkan kehancuran fisik dan non fisik kota. Kawasan perdagangan kota Ambon yang terletak di Jl. A.Y.Patty, Jl. Sam Ratulangi dan Jl. A.M.Sangadji berubah menjadi kawasan yang tidak berfungsi selayaknya sebagai kawasan perdagangan sebelum konflik sosial.. Aktivitas perdagangan di kawasan ini sudah tidak lagi berlangsung secara normal, dan pada waktu-waktu tertentu telah berubah menjadi kawasan mati yang tidak ada aktivitas atau menjadi lost space di tengah kota Ambon. Pemerintah daerah telah berupaya untuk memfungsikan kembali kawasan ini, melalui rencana revitalisasi kawasan perdagangan pada tahun 2004. Namun hingga saat ini rencana pemerintah mengalami kemunduran. Yang menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimanakah persepsi stakeholders terhadap rencana revitalisasi kawasan perdagangan ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi stakeholders terhadap rencana revitalisasi pasca konflik sosial di kawasan perdagangan serta alasan-alasan dibalik munculnya persepsi dari masing-masing stakeholders tersebut. Lokasi penelitian adalah kota Ambon dengan stakeholders terpilih yaitu pihak pemerintah (eksekutif dan legislatif), pihak swasta dalam hal ini adalah pemilik toko dan warga kota Ambon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah induktif kualitatif fenomenologi. Keseluruhan jumlah stakeholders yang menjadi sumber informasi dan data saat eksplorasi di lapangan adalah sebanyak 70 orang, dengan pembagian 41 orang (termasuk akademisi dan ONP) dari masyarakat, 2 orang dari legislatif, 9 orang dari pemerintah kota, pemerintah provinsi dan instansi, 1 narasumber dari pengungsi, 14 narasumber dari swasta dalam hal ini adalah pemilik toko/Pemilik Toko di ketiga jalan di kawasan perdagangan pusat kota Ambon dan 3 orang dari PKL. Pemilihan stakeholders ini melalui teknik purposive dan kemudian dilanjutkan dengan snowballing. Hasil penelitian menemukan 4 konsepsi yaitu konsep tentang pemulihan kehidupan sosial dan politik kota, konsep pengembangan ekonomi kota, konsep penataan fisik kawasan dan konsep konflik. Rencana Revitalisasi Kawasan Perdagangan Pasca Konflik Sosial di Kota Ambon belum mengakomodasi konsep-konsep yang terdapat di dalam konflik sosial, yaitu tidak adanya upaya rekonsiliasi pasca konflik dalam kaitannya dengan konsep penataan fisik kawasan dan tidak adanya upaya menghilangkan segregasi pasca konflik, walaupun persepsi positif akan rencana revitalisasi kawasan perdagangan ini telah diberikan oleh pemerintah dan masyarakat. Rencana Revitalisasi Kawasan Perdagangan ini apabila direalisasikan dapat mengurangi konflik yang berlangsung di kota Ambon dengan syarat bahwa ada jaminan kemanan. Dengan direalisasikan rencana revitalisasi kawasan perdagangan ini maka interaksi sosial antar dua komunitas yang berbeda dapat terjalin dan unsur trust di tengah masyarakat kota Ambon dapat terbina kembali.

Social conflict between two communities –moslem and non Moslem- in Ambon city during the 1999-2003 periods has caused both physical and nonphysical damages. The commercial area of Ambon city which locates on A.Y. Patty, Sam Ratulangi, and A.M. Sangadji streets has been paralyzed since after the conflict. The commercial activities do not run normally, and on some occasions, they even stop. Then, this area turns to a lost space in Ambon city. The regional government tried to revitalize this area in 2004, but the effort has not shown any progress. The research addresses the question how stakeholders perceive the revitalization program for the commercial area. It aims to investigate the stakeholders’ perception on the revitalization post social conflict in the commercial area and the reasons underlying their perception. The research was conducted in Ambon city. Various stakeholders were selected comprising government side (the executive and the legislative.), private side represented by shop owners, and Ambon citizens. It applied inductivequalitative- phenomenological method. The number of stakeholders selected as informants is 70 persons with the following details: 41 from the public (including academician and Non Partisan Group), 2 from the legislative, 9 from the municipal/provincial government and institutions, 1 resource person from refugee, 14 resource persons from private sector as represented by shop owners on the three streets in the commercial area, and 3 street vendors. It selected the respondents based on the purposive technique followed with snowballing technique. The research results identify 4 concepts, i.e., the concept on recovery of urban social and political life, the concept of urban economic development, the concept of physical planning, and the concept of conflict. The Plan for Commercial Area Revitalization Post Social Conflict has not accommodated the concepts in social conflict. The evidences are there is no effort for reconciliation post conflict in relation with the concept of physical urban planning and there is no effort for dissolving segregation post-conflict despite the positive perception toward the revitalization plan shown by the government and public. The Plan for Commercial Area Revitalization will reduce the conflict in Ambon if it is carried out successfully and with one condition, which is a guaranty of security. If it works, social interaction between the two different communities will be established, and trust among Ambon people will revive.

Kata Kunci : Kawasan Perdagangan,Persepsi Stakeholders,Konflik Sosial, Perception, Stakeholders, Revitalization, Commercial Area, Conflict


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.