Laporkan Masalah

Koordinasi Puskesmas Pembantu dan lembaga-lembaga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Patamuan di Kabupaten Padang Pariaman

SUWITA, dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA

2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kebij. dan Manaj. Pe

Latar Belakang. Puskesmas pembantu adalah unit sederhana yang membantu melaksanakan kegiatan pelayanan yang dilakukan puskesmas dalam wilayah kerja yang lebih kecil, serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Meski penyelenggaraan pelayanan di puskesmas pembantu menjadi kunci dalam memperluas jangkauan pelayanan dasar, ia jarang mendapat perhatian kebijakan di tingkat local maupun kabupaten. Kunci dalam keberhasilan upaya kesehatan bersama antara pemerintah dan masyarakat adalah koordinasi. Apakah kegiatan-kegiatan koordinasi di tingkat puskesmas pembantu dengan puskesmas dan masyarakat telah berjalan sesuai kebutuhan penyelenggaraan pelayanan merupakan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini. Metode. Penelitian ini adalah sebuah studi kasus yang berusaha mempelajari tiga puskesmas pembantu. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan bulan November dan Desember 2005. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap petugas puskesmas pembantu, kepala puskesmas, kader sehat, anggota PKK, dukun bayi, wali nagari dan wali jorong. Hasil. Pemanfaatan puskesmas pembantu masih rendah. Keadaan yang terkait dengan hal itu adalah usia petugas yang masih muda,pengalaman kerja yang pendek, status kepegawaian dan keberadaan petugas di lokasi. Koordinasi petugas puskesmas pembantu dengan intraorganisasi sudah berjalan dengan baik, sementara koordinasi dengan interorganisasi belum berjalan sebagaimana mestinya. Masalah-masalah itu sayangnya tidak medapat perhatian yang memadai dalam koordinasi puskesmas pembantu dengan kepala puskesmas, unit-unit program, dan dinas kesehatan. Koordinasi dalam paying dinas kesehatan terbatas pada hal-hal yang rutin berkaitan dengan logistic pelayanan. Persoalan ketidakmampuan tenaga puskesmas pembantu untuk berada di tempat dalam waktu tertentu, sebagai contoh, belum bisa menjadi agenda dalam koordinasi. Demikian pula, koordinasi belum berjalan antara puskesmas pembantu dengan stakeholder desa. Wali nagari sebagai contoh, tidak merasa memiliki tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Petugas puskesmas pembantu tampaknya tidak juga merasa bahwa kegiatan pelayanan kesehatan merupakan upaya bersama dengan masyarakat. Kesimpulan dan Saran. Koordinasi di dalam dinas kesehatan maupun dengan pihak-pihak masyarakat belum berjalan sesuai kebutuhan penyelenggaraan pelayanan di desa. Keberadaan puskesmas pembantu di desa belum terasa sebagai upaya bersama antara dinas kesehatan dan masyarakat. Keterampilan tenaga puskesmas pembantu dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah pelayanan sangat perlu ditekankan.

Background: Secondary community health center is a modest health service unit which functions to support and help the running of activities conducted by community health center in the society in smaller working area environment, with types and competence of service suited to staff's capability and facilities available. Utilization of service at secondary community health center is still low due to lack of coordination between secondary community health center and across and within organization. Objective: To study coordination across and within organization in the utilization of health service at secondary community health center. Method: This was a case study with qualitative approach. Subject of the study were all heads of organization: community health center, assisting community health center and community organization in the working area of Patamuan community health center of Padang Pariaman District. Result: Utilization of health service at secondary community health center was still low due to some factors such as age of staff which was relatively young, lack of work experience, personnel status and availability of staff in the location. Coordiantion between staff of secondary community health center across organization had been running well, whereas coordination within organization had not been running as expected. Conclusion and Suggestion: Health service in three secondary community health centers had not been utilized maximally, coordination across organization ran well, coordiantion within organization had not been running as expected. Placement of staff should consider age, work experience and personnel status.

Kata Kunci : Layanan Kesehatan,Pemanfaatan,Koordinasi Puskesmas, coordination, utilization, health service, community health center


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.