Penelitian ini bertujuan mengungkap bahwa sarana permohonan Actio Pauliana dapat melindungi budel pailit (faillete boedel) dari perbuatan Debitur yang dapat merugikan Kreditur. Hal tersebut akan membuktikan bahwa peran Actio Pauliana sudah tepat untuk melindungi hak-hak Kreditur dari tindakan/perbuatan Debitur, seperti mengalihkan atau menjual sebagian atau seluruh harta/ budel pailit, baik sebelum atau sesudah putusan pernyataan pailit ditetapkan. Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi lapangan dilakukan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat karena instansi ini merupakan salah satu instansi yang berperan memeriksa dan memutus atau mengadili perkara-perkara niaga kepailitan pada tingkat pertama, dan instansi ini menyimpan dokumen-dokumen putusan perkara niaga yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) yang diperlukan untuk diteliti yakni putusan No.02/Actio Pauliana/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. Responden dalam penelitian ini terdiri dari para pejabat struktural antara lain Panitera Muda Perdata dengan nara sumber para pejabat fungsional anatara lain para Hakim Niaga dan Hakim Pengawas serta Kurator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengajuan Actio Pauliana ternyata tepat dan efektif untuk melindungi hak-hak Kreditur terhadap tindakan Debitur yang merugikan atas harta/ budel pailit. Tindakan Debitur pailit yang dapat merugikan Kreditur seperti mengalihkan atau menjual sebagian atau seluruh harta/budel pailit, satu tahun sebelum putusan pernyataan pailit apalagi setelah putusan pernyataan pailit dijatuhkan, harus dibatalkan demi hukum, meskipun peralihan atau penjualan dilakukan secara prosedural hukum oleh Debitor.

The objective of this legal research is to enlighten that the Actio Pauliana petition can protect the bankruptcy estate from the Debtor’s wrongful act against the Creditor’s right. It will prove that the role of Actio Pauliana is appropriate to protect the Creditor’s right from the Debtor’s wrongful act i.e. to transfer or to sell as a whole/as a part of the bankruptcy estate either before or after the settlement of the declaration of bankruptcy. The methodologies of this legal research are the library based research and field based research. The field based research was conducted in the Central Jakarta Commercial Court. It is because this institution has functions to examine and to preside over the commercial bankruptcy cases in the first level. Besides, this institution also keeps the legally binding (inkracht van gewijsde) verdict of commercial case documents -Decision No.02/Actio Pauliana/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst - as the source for this research. The respondents who involve in this research are the structural officials such as the Junior Civil Clerk and the functional officers who consist of Commercial Judge, Supervisory Judge and the Trustee. The result of this legal research shows that Actio Pauliana petition is the appropriate and effective step to protect the Creditor’s right against the wrongful act of the Debtor. The example of the Debtor’s wrongful act against the Creditor’s right is the transfer and the selling of the bankruptcy estate as a whole/as a part which is committed one year before the declaration of bankruptcy especially after the declaration of bankruptcy is settled. By using the Actio Pauliana petition, this Debtor’s wrongful act must be declared as a null and void action although procedurally the transfer and the sell of the bankruptcy estate is a legal action.

Kata Kunci : Hukum Kepailitan,Actio Paulina,Budel Pailit, Actio Pauliana, to Protect Bankruptcy Estate, Debtor’s wrongful act, Against the Creditor’s Right