Laporkan Masalah

Analysis of budget variances :: Case study at STIMIK AMIKOM

ANGGRAINI, Curnelliya Ika, Sukmawati, Dr.,MM

2005 | Tesis | Magister Manajemen

Riset ini diadakan berdasarkan suatu kondisi dimana pada umumnya bisnis dibidang pendidikan ditemukan banyak terjadinya penyimpangan pada sebuah anggaran atau kondisi dimana anggaran perusahaan mengalami positif pada laporan keuangan tetapi program-program yang ditargetkan tidak bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Riset ini merupakan sebuah studi kasus di STMIK AMIKOM Yogyakarta. STMIK AMIKOM adalah salah satu dari perusahaan dibidang pendidikan ternama di Yogyakarta dari beberapa perusahaan lain yang memiliki karakter bisnis sama yaitu dibidang jasa pendidikan. Penulis mencoba untuk menentukan factor-factor apa saja yang menyebabkan penyimpangan di anggaran dan apa yang menyebabkan program tidak bisa berjalan dengan baik meskipun kondisi keuangan perusahaan baik. Maka penulis menggunakan analis aliran kas masuk dan keluar pada sebuah anggaran yang dilanjutkan dengan factor quantitative dan factor qualitative sebagai alat analisisnya. Di dalam menjawab masalah mengenai apakah sebuah anggaran bisa membantu sebagai alat pengambilan keputusan untuk manajer terutama untuk STMIK AMIKOM, penulis menyimpulkan bahwa anggaran masih sebagai alat strategis yang paling sesuai untuk pengambilan keputusan manajer dari sudut kondisi keuangan perusahaan. Berdasarkan penilaian factor quantitative dan factor qualitative dimana alternative factor pengambilan keputusan tidak bisa hanya mengandalkan salah satu factor saja dari dua factor diatas, karena keduanya saling terikat dan mendukung satu sama lain, harapannya penyimpangan pada anggaran bisa diminimalkan dan program bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Posisi ini mendukung issue problem di abad 21 juga bahwa factor non keuangan menjadi salah satu factor yang harus dipertimbangkan oleh manajer dalam melakukan analisa untuk pengambilan keputusan. Perusahaan sebaiknya mulai bersiap-siap untuk melakukan perbaikan, baik dip roses pembuatan anggaran maupun metode pengangarannya, serta perbaikan dalam pengambila keputusan dimana manajer dalam melakukan keputusan harus memperhatikan dua factor quantitative dan factor qualitative tidak hanya focus pada satu factor saja. Hal ini akan menyebabkan perusahaan menjadi lebih berhati-hati dengan meminimalkan penyaimpangan dari anggaran yang tidak perlu direalisasikan, dan mencoba mencari alternative lain sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Ini merupakan suatu tujuan yang dapat merupakan tujuan jangka panjang, tetapi harus sudah mulai dipersiapkan.

The research was conducted based on condition in which, commonly business in education field, variance has been found in a budget or a condition where company budget experience positive financial reports. Yet the targeted programs did not go well as expected the research in a case study at STMIK AMIKOM Yogyakarta, which is one of well-known companies in the field education business. The writer attempts to determine factors causing variance in the budgeting as well as factors causing the program to run unsmoothly despite its surplus financial condition. Therefore, the writer used analytical cash flow budget continued with both quantitative and qualitative factors as tools of analysis. In an effort to answer whether a budget can contribute to the manager’s decision making at STMIK AMIKOM, The writer came to a conclusion that budgeting is still considered to be the most strategic tool to make decision, on the manager’s side, in term of the company’s financial condition. Based on quantitative and qualitative evaluation factors where alternative decision making can not rely or depend on one of the mentioned factors. The two should be related and supportive of ach other, with the expectation that variance of the budget can be minimized and the planned program can be run smoothly. This position supports the issue in the 21st century that non-financial factor ought to be considered by manager in analyzing the decision making. Company should be ready to make improvement, either in budgeting process or budgeting methods as well s improvement in decision making where the manager has to concentrate on both quantitative and qualitative factors. This will make the company’s management to be extra careful in minimalizing unrealized budgeting variance and attempt to find other alternatives to consider when making decision. This will be a longterm goal or objective but inevitably can be prepared in due course.

Kata Kunci : Manajemen ANggaran,Laporan Keuangan, STMIK AMIKOM, continual improvement budgeting process using the most recent method in financial reports, analysis of quantitative and qualitative budgeting variance


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.