Laporkan Masalah

Evaluasi kesesuaian lahan wilayah Panda Kecamatan Belo dan kaitannya dengan rencana tata ruang kota di Kabupaten Bima

TAUFIQURRAHMAN, Drs. H. Suprapto Dibyosaputro, M.Sc

2005 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan (Magister Pengelolaan Lingkunga

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan untuk Pembangunan gedung dan kaitannya dengan tata ruang kota serta menyusun rencana pengelolaan lingkungan fisik. Penelitian dilakukan di wilayah Panda Kecamatan Belo yang direncanakan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bima. Analisis kesesuaian lahan khusus untuk pembangunan gedung dengan menggunakan variabel-variabel, yaitu kemiringan lereng, kembang kerut tanah, tekstur tanah, batu kecil, batu besar, air tanah musiman, kondisi banjir, dalamnya hamparan batuan dan permeabilitas. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan purposive sampling. Analisis yang dipakai dalam mengevaluasi kesesuaian lahan dengan menggunakan teknik skoring, untuk mengetahui keselarasan antara kelas kesesuaian lahan dengan rencana tata ruang kota menggunakan teknik tumpang susun, sedangkan untuk menyusun rencana pengelolaan lingkungan menggunakan analisis potensi dan kendala. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelas kesesuain lahan yang digunakan untuk pembangunan gedung secara keseluruhan lahannya baik seluas 9,17%, lahannya sedang seluas 80,70% dan lahan yang buruk seluas 10,17%. Dengan demikian sebagian lahan yang direncanakan sebagai pembangunan gedung di wilayah Panda kelas kesesuaian lahannya adalah sedang. Tingkat keselarasan antara kelas kesesuaian lahan berdasarkan hasil overlay antara kelas kesesuaian lahan dengan rencana tata ruang kota, maka diperoleh tingkat keselarasan penggunaan lahan sebagai pembangunan gedung yaitu tidak selaras seluas 90,83% dan yang selaras seluas 9,17%. Dengan demikian sebagian besar lahan yang direncanakan sebagai pembangunan gedung tidak selaras dengan hasil kelas kesesuaian lahan. Berdasarkan analisis potensi dan kendala, maka rencana pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan cara; (a) perlu pembuatan pondasi bangunan dibangun lebih dalam sampai pada kedalaman batuan atau beban yang diperbolehkan paling tinggi 1/3 dari kekuatan tanah tersebut, (b) perlu dibuat sumur resapan sehingga selokan-selokan dapat diarahkan pada sumur resapan untuk meningkatkan laju infiltrasi sebagai cadangan air tanah dan mengurangi laju aliran permukaa, (c) menghindari pembangunan gedung yang bebannya terlalu berat atau diatas 2 lantai.

The research was aimed to evaluate the land suitability of building development and its relation to the urban layout and arranging the management design of physical environment. The research has been conducted at Panda area, Subsdistrict of Belo which designed as the government center of Regency of Bima. The special land suitability analysis for building development by using variables namely the slope, swell-furrow of land, soil texture, small stone, big stone, seasonal ground water, flood condition, the depth of stone spread, and permeability. The sampling technique was performed in purposive sampling. The analysis used to evaluate the land suitability was scoring technique, while to observe the harmony between the land suitability with urban layout design used overlay technique and to arrange a management design of environment used potency and obstacle analysis. The result indicates that the land suitability class that used entirely for building development the width of good land was about 9,17%, middle land 80,70% and bad land 10,17%. Hence some lands designed as building development at Panda area its land suitability class was middle. The harmony level between the land suitability classes based on the overlay result between the land suitability classes with the urban layout design, then obtained the harmony level of land usage as building development was not harmony with result of the land suitability class. Based on the potency and obstacle analysis, the environment management design may be conducted by means of ; (a) the construction of building foundation was needed to develop more depth to the stone depth or the highest burden permitted was 1/3 of the land strength, (b) the absorption well was necessary to construct that the drainage can be directed to the absorption well to increase the infiltration rate as the reserve of ground water and decreasing the surface flow rate, (c) to avoid of building development which the burden was too weight or above 2 floors.

Kata Kunci : Pengelolaan Lingkungan,Pembangunan Gedung,Tata Ruang Kota, Land Evaluation. Building Development


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.