Biografi Amir Pasaribu dan pemikiran-pemikirannya dalam bidang seni budaya
SITORUS, Eritha Rohana, Prof.Dr. T. Ibrahim Alfian, MA
2004 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaAmir Pasaribu adalah seorang tokoh musik yang termashur pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945, masa revolusi pada tahun 1945-1950, dan masa sesudah revolusi sampai dengan zaman Orde Lama 1950-1965. Kemashurannya dapat dilihat dari tulisan-tulisannya yang tidak sedikit, dan seringnya namanya mengisi majalah-majalah kebudayaan pada masa-masa tersebut. Amir Pasaribu adalah seorang ahli musik yang mempunyai keahlian yang sangat lengkap, yaitu dia seorang musikolog, pencipta atau komponis, pemain atau pelaku, kritikus, penulis, dan pemikir. Hal yang sangat jarang dijumpai dalam bidang musik, yaitu orang yang mempunyai keahlian yang begitu lengkap seperti dirinya. Sebagai seorang pencipta musik instrumen, karya-karyanya sudah sangat maju dibandingkan dengan pencipta-pencipta pada jamannya. Hal itu disebabkan pengetahuannya yang dalam tentang teknik komposisi, dan juga penguasaannya yang tinggi dalam memainkan alat musik cello dan piano. Karya-karya musiknya sering dimainkan oleh pemusik-pemusik asing yang tinggal di Indonesia pada masa itu. Juga sebagai seorang pencipta musik vokal atau nyanyian, Amir Pasaribu sering memenangkan perlombaan-perlombaan cipta lagu yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Lagunya Andika Bhayangkari sampai saat ini masih dikumandangkan pada setiap acara Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan pada Peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana Negara. Sebagai seorang penulis, tulisannya dapat digolongkan menjadi tujuh bagian besar yaitu tentang musik rakyat, musik dunia, sejarah musik Indonesia, apresiasi musik, penyiaran radio, kritik seni, dan pendidikan seni. Sebagai seorang pemikir, pemikirannya selalu melangkah jauh ke depan. Seperti pemikiran tentang sangat pentingnya perguruan tinggi seni didirikan di Indonesia selalu dia utarakan dalam tulisannya. Tujuan utama baginya adalah agar muncul musikolog-musikolog di Indonesia yang perhatian terhadap musik rakyat sehingga musik rakyat dapat dipelihara, didokumentasikan, dan diangkat ke permukaan musik di tanah air. Komponis-komponis Indonesia menurutnya sangat beruntung karena dilahirkan di bumi persada yang mengandung banyak musik rakyat yang tersebar di tanah air, yang apabila digali tidak akan habis-habisnya. Untuk itulah diperlukan sekolah yang mempelajari ilmu (wetenschap) musik Barat, untuk dipakai sebagai alat memperkaya musik Indonesia. Sebagai seorang pemain, Amir Pasaribu bermain cello dalam orkes-orkes profesional pada waktu itu, seperti Orkes Radio Philharmonis, Omroep Orkes, Orkes Saraswati, dan Orkes Studio Jakarta. Amir Pasaribu juga sering bermain piano klasik dalam acara-acara pembesar Jepang dan Belanda pada zamannya. Sebagai seorang kritikus, dia tidak segan-segan mengkritik hal-hal yang dianggapnya tidak sesuai, tanpa memandang golongan dan jabatan. Hal itu yang dilakukannya di bekas tempatnya bekerja, R.R.I. Jakarta. Dia membela hak cipta para komponis dengan mengkritik atasannya karena tidak mau membayar apa yang menjadi hak komponis apabila ciptaannya dimainkan. Hal yang memang layak dia terima adalah ketika Presiden Megawati memberikan Bintang Budaya Paramadharma kepadanya pada tanggal 15 Agustus 2002. Dengan demikian orang-orang akan melihat dan mengenang kembali akan apa yang telah dia lakukan dalam dunia musik di Indonesia.
Amir Pasaribu is a well-known music figure on the time of Japan occupation in 1942-1945, independence time in 1945, revolution time 1945-1950, and the time after revolution until old regime in 1950-1965. His fame can be seen by some his manuscripts, and in the some culture magazines in that time. Amir Pasaribu is a music expert who has very complete skill, i.e. a musicologist, composer, musician (player), critic, writter, and music thinker. The person like him is really very seldom to be found in music field. As an instrument music composer, his works were much more advance/progress if it compared to other composer in his time. In thas case, because of his knowledge in theory and technique of composition, and also his capability to play cello and piano were excellent. His works are very often played by foreign musicians who stayed in Indonesia in that time. As a vocal composer, Amir Pasaribu very often won in the creation (composition) new song competition, who arranged by minister of education and culture. Even his song Andhika Bayangkari up to now is still played in every Indonesia military force events. As a writter, his writing can be classified in seven parts, those are about folk music, world music, music history of Indonesia, music appreciation, radio broadcast, critic of art, and art of education. As a thinker, his thoughts were always far step forward. For example his thought about building a college of art in Indonesia, which is always explained in his writing. His main purpose is that musicologist in Indonesia could emerge, and they will pay more attention in traditional music (folk music), so that it can be maintained, documentated, and to bring up to music situation in Indonesia. According to Amir Pasaribu, Indonesia composers are very Lucky, because they were born in a country that has so many folk music, and if it explored will never end. That's why the school of music, in the field (study) of west music is needed, to be used as instrument for making reach Indonesian music. As a musician (player), Amir Pasaribu played cello in some profesional orchestra, i.e. Orkes Radio Philharmonis, Omroep Orkes, Orkes Saraswati, and Orkes Studio Djakarta. Amir Pasaribu also very often playing classical piano in the Japan and Dutch important person events. As a critic on music, he never doubt to say anything, to anybody, about something that's not true. In that case, he protected and supported to copyright of the composer, he criticized his boss in RRI Jakarta (the place where he works), because his boss didn't want to pay the composer when their works are performed. Finally, well-deserved honor for him was realited, when he got Bintang Budaya Paramadharma from President Megawati, on 15 August 2002. So that people can see and reminisce about what he has done to music in Indonesia.
Kata Kunci : Biografi Seniman Musik,Amir Pasaribu, Music Artist Biography