Hubungan penyuluhan penyehatan makanan dengan perilaku penjamah makanan di Instalasi Gizi RS St. Borromeus Bandung
THE, Swat Him, dr. Hersusanto, SKM.,MS.c
2004 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan KerjaLatar Belakang: Rumah sakit sebagai salah satu pelayanan kesehatan dituntut mampu mengolah makanan berdasarkan prinsip -prinsip higiene dan sanitasi makanan. Proses pengolahan makanan dari persiapan, pengolahan dan pendistribusian makanan dilakukan oleh penjamah makanan. Untuk memberikan pengetahuan, sikap dan perilaku/praktek sehat (knowledge, attitude, practice), dan menghindari bahaya serta kecelakaan akibat kerja dalam mengelola makanan, maka penjamah makanan perlu diberikan penyuluhan tentang penyehatan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya RS St. Borromeus dalam peningkatan kesehatan (promotif, preventif, dan protektif) bagi penjamah makanan di Instalasi Gizi dan untuk mengetahui hubungan penyuluhan dengan pengetahuan, sikap dan praktek penjamah makanan di RS St. Borromeus dalam mengelola makanan sehubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Metode: Penelitian observasional dengan metode cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 74 orang dimana seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah korelasi product moment. Hasil: Penyuluhan penyehatan makanan memiliki hubungan dengan pengetahuan (koefisien korelasi (r) sebesar 0,564), dengan sikap (koefisien korelasi sebesar 0,292), dengan praktek (koefisien korelasi sebesar 0,530). Sementara karakteristik responden yakni umur, tingkat pendidikan, dan masa kerja tidak mempunyai hubungan dengan perilaku (pengetahuan, sikap, dan praktek) penjamah makanan karena nilai signifikansinya lebih besar dari nilai toleransi yang ditentukan. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa usaha yang dilakukan pihak RS St. Borromeus dalam meningkatkan penyehatan makanan adalah dengan memberikan penyuluhan penyehatan makanan dengan materi-materi yang relevan dan sesuai dengan pengolahan makanan secara rutin. Hasil dari penyuluhan secara langsung diterapkan penjamah makanan melalui praktek terhadap pemeliharaan kebersihan di tempat pengelolaan makanan, kebersihan peralatan kerja, kebersihan dan kesehatan penjamah makanan, dan kebersihan bahan-bahan makanan yang akan digunakan. Hasil observasi yang dilakukan memperlihatkan bahwa sebesar 62% penjamah makanan telah melakukan praktek dengan benar dan sebesar 12% penjamah makanan lainnya belum melakukan praktek dengan benar. Kesimpulan: RS St. Borromeus telah melakukan usaha peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan perlindungan terhadap kecelakaan kerja dengan memelihara kebersihan tempat pengelolaan makanan, peralatan, higiene pekerja, dan makanan. Penyuluhan penyehatan makanan berpengaruh terhadap perilaku penjamah makanan yang mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan praktek.
Background: Hospital as one of health services is required to be able to process food based on food sanitation and hygiene principles. Food processing includes preparing, processing and distributing food by food handler. To give knowledge, attitude and healthy behavior/practice, prevent the danger and working accident in handling food, then the food handler needs to be given an instruction of food sanitation. This research aims to examine how far St. Borromeus Hospital has conducted in health care (promotive, preventive, and protective) for food handler in the Instalation of Nutrition and to examine the relationship between education and knowledge, attitude and pratice of food handler in the St. Borromeus Hospital, in handling food hygiene and occupational health safety. Method: The design of the research was the sample and consisted of 74 food handler cross sectional. Data collection was done through questionnaire was analysed by using product moment correlation. Results: The relationship of education and food hygiene and sanitation was significantly positive with knowledge (correlation coefficient (r) was 0.564); attitude (correlation coefficient was 0.292); and practice (correlation coefficient was 0.530). Age, educational level and tenure did not have significantly relationship with food handler’s behavior (knowledge, attitude and practice) that was showed by lower significant value compared with determined tolerance value. The result also showed that the attempts of St. Borromeus Hospital in food hygiene and sanitation health promotive, desease prevention, and occupational protection were good enough. Conclusion: St. Borromeus Hospital has tried to promote health, by using prevent disease, and protect the workers against occupational hazards, education of the cleanliness of food handling place, equipments, personal hygiene and food. The food hygiene and sanitation food handler’s behavior includes knowledge, attitude and practice aspects.
Kata Kunci : Kesehatan,Penyuluhan Penyehatan Makanan,Perilaku, education, food, occupation, health, and knowledge