Laporkan Masalah

Kajian perkembangan fisik kawasan permukiman yang dilalui jalur lalu lintas Sumatera di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

ZURIATI, Dr.Ir. Bondan Hermanislamet, MSc

2004 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perkembangan fisik kawasan permukiman yang dilalui jalur lintas sumatera serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisiknya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dari hasil penelitian diperoleh temuan bahwa : (1) kawasan permukiman yang dilalui jalur lintas sumatera di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung telah berkembang, ditandai dengan perubahan penggunaan lahan pertanian, perkebunan dan hutan menjadi permukiman dan bangunan. Pada tahun 1991 – 2001 penggunaan lahan untuk permukiman/bangunan mengalami pertumbuhan rata-rata 2,04%, karena adanya industri perkebunan dan hasil hutan dibeberapa kawasan seperti Sungai Rumbai, Koto Baru, Pulau Punjung, dan Tanjung Gadang. Perkembangan Kiliran Jao disebabkan posisinya sebagai simpul transportasi darat, serta hinterlandnya yang merupakan areal transmigrasi dan perkebunan. Kawasan Padang Sibusuk, Palangki, Muaro Bodi, Kandang Baru, Pematang Panjang, Sungai Dareh dan Tebing Tinggi merupakan hinterland ibukota kabupaten, sebagai penghasil batu bara dan ibu kota kecamatan; (2) faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik kawasan permukiman adalah: (a) sosial kependudukan, ditandai dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk, implikasinya terhadap kebutuhan ruang untuk bermukim dan berusaha membawa pengaruh terhadap lahan terbangun dan penggunaan lahannya; (b) perekonomian, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari PDRB dan angka perkapita penduduknya; (c) posisi kota dalam konstalasi regional, dimana kedekatannya dengan propinsi tetangga yaitu Kota Muaro Bungo mempengaruhi perekonomian permukiman tersebut terutama daerah selatan. Terlihat pada perekonomian khususnya pergerakan uang dan barang. Lainnya lebih dipengaruhi oleh Kota Padang sebagai Ibu Kota Propinsi; (3) pola perkembangan fisik kawasan permukiman ini, yaitu perkembangan konsentrik yang terjadi di pusat permukiman yang merupakan ibu kota kecamatan seperti Koto Baru, Sungai Dareh, dan Palangki. Kedua adalah perembetan memanjang/linear yaitu perkembangan fisik yang terjadi mengikuti jalur lintas dan jalur jalan lainnya, terjadi pada semua kawasan pemelitian. Ketiga adalah pola perkembangan meloncat terjadi akibat berpencaran secara sporadis seperti yang terjadi di Koto Baru, Sungai Rumbai, Palangki, dan Padang Sibusuk. Hal ini dipicu oleh adanya pembangunan perumahan oleh pihak swasta dalam skala besar.

This research aims to know the physical growth pattern of setlement area passed by Trans Sumatera Road and also to identify factors influencing its physical growth. The research method used is descriptive method with a quantitative approach. Result indicated that : (1) setlement area passed by Trans Sumatera Road in Sawahlunto/Sijunjung Regency have the growth, marked with land use change from agricultural farm, plantation and forest uses into setlement and building. In the year 1991 - 2001 land use for setlement building experienced an average growth of 2,04%, because of plantation and forest yield industry in some areas like Sungai Rumbai, Koto Baru, Pulau Punjung, and Tanjung Gadang. The growth of Kiliran Jao is because of its position as land transportation node and its hinterland as an area of plantation and transmigration. The areas Padang Sibusuk, Palangki, Muaro Bodi, Kandang Baru, Pematang Panjang, Sungai Dareh and Tebing Tinggi of hinterland capital of the regency which is also coal producer and sub district capital; (2) the factors influencing physical growth of setlement area are: social demography, marked with the height population growth rate, its implication to space requirement to live and try to bring the influence to built area and land use; (b) economy, marked with the economic growth as seen from PDRB and the number of population percapita; (c) town position in the regional constellation, where its proximity to the neighbouring province that is Muaro Bungo City influences the setlement economy, especially in southern area. It is seen at the economy especially the movement of money and goods. Others are influenced more by Padang City as the Capital; (3) the pattern of physical growth of this setlement area is concentric development that happened in setlement center representing the capital of sub district like Koto Baru,, Sungai Dareh, and Palangki. The second pattern is linear that happens in the trans sumatera road and other roads in all research areas. The third is leap-frog pattern due to sporadic distribution that happens in Koto Baru, Sungai Rumbai, Palangki, and Padang Sibusuk. It is triggered by development of housing in a big scale by private investors.

Kata Kunci : Prasarana Jalan,Perkembangan Permukiman


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.