Manhaj Tarbiyah adalah kelompok atau organisasi sosial yang bernafaskan agama, bukanlah sempalan dari organisasi Islam yang ada di Indonesia. Titik berat Manhaj Tarbiyah pada dakwah, pembinaan dan pengkaderan umat Islam untuk meningkatkan sumber daya manusia yang paham terhadap agama Islam secara menyeluruh dalam memandang dunia, sehingga organisasi ini dapat menjadi pelopor dalam menggerakkan masyarakat menuju perubahan yang berkeadilan. Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui program, proses dan aktualisasi serta interst dari gerakan sosial yang diorganisir Manhaj Tarbiyah. Untuk meraih tujuan di atas, telah dikumpulkan data dengan cara pengamatan terlibat (participant observation), pengamatan tak terlibat (nonparticipant observation) wawancara mendalam dan studi dokumen. Dari hasil penelitian terhadap gerakan sosial Manhaj Tarbiyah penulis sarikan bahwa motivasi peserta dalam mengikuti gerakan sosial sebagai manusia yang membutuhkan ketentraman rohani melalui pendekatan agama dan kebutuhan berkelompok (berjamaah) sebagai sarana untuk berinteraksi saling memberi dan saling menerima satu sama lain. Usaha mengumpulkan massa/anggota Manhaj Tarbiyah melalui teknik perekrutan anggota gerakan sosial yang sekurang-kurangnya terdiri dari pendekatan fardi (individual) dan pendekatai jama’i (kelompok). Program yang menjadi prioritas dalam kaitannya dengan gerakan sosial adalah materi-materi yang relevan dengan bagaimana merekat anggota-anggota Manhaj Tarbiyah dalam suatu ikatan komunitas yang betul-betul sebagai tubuh yang satu (kaljasadil wahid), diberikan juga materi-materi tentang problematika umat Islam, Sosial Politik Kontemporer dan lain- lain. Tahapan umum dalam pengkaderan terdiri dari tahap permulaan, tahap ini seorang murobbi menanamkan terhadap anggota baru berkisar antara prinsipprinsip dasar Islam dan penanaman aqidah yang benar, kemudian tahap pembentukan, yakni membentuk pengetahuan, sikap dalam beramal dan komitmen terhadap Al-Islam. Tahap berikutnya adalah setiap anggota melakukan studi-studi khusus seperti perundang-undangan Islam, gerakan-gerakan kontemporer dan lain- lain. Hasil dari pengkaderan adalah Itsar (mendahulukan saudara). Itsar ini dapat dicapai melalui tahapan-tahapan : pemahaman, ikhlas, amal, jihad, pengorbanan, taat, tetap pendirian, murni dan ukhuwah. Itsar tersebut telah membentuk suatu komunitas yang memiliki militansi yang kuat Bentuk gerakan sosial Manhaj Tarbiyah yang muncul ke permukaan antara lain : demontrasi sebagai kontrol terhadap kebijakan pemerintahan, yakni penentangan terhadap kenaikan bahan bakar minyak, tuntutan segera disahkannya Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, penentangan terhadap penjualan BUMN, dukungan Manhaj Tarbiyah terhadap SPFKK-PTDI (Serikat Pekerja Forum Komunikasi Karyawan PT Dirgantara, dan telah berhasil pada tahun 2000 aksi penurunan KH Abdurakhman Wahid dari kursi kepresidenan. Disamping itu adalah aksi terhadap solidaritas Bangsa Palestina dan solidaritas terhadap Bangsa Irak. Sebagai interest atau kepentingan dibalik gerakan sosial yang diorganisirnya, tertuang dalam tujuan permanen dari gerakan sosial Manhaj Tarbiyah, yakni tegaknya syariat Islam. Manhaj Tarbiyah berasumsi bahwa untuk menegakkan syariat Islam melalui proses penegakan ajaran Islam secara bertahap melalui pengkaderan dan pengajian rutin terhadap masyarakat dan menggalang jaringan dengan organisasi-organisasi Islam. Selain pengkaderan di tingkat masyarakat bawah, Manhaj Tarbiyah melakukan terobosan untuk dakwah di tingkat legislatif dan eksekutif yang penyebarannya melalui jalur kepartaian. Oleh karena itu Manhaj Tarbiyah sangat erat kaitannya dengan partai sebagai sarana untuk akses ke tingkat legislatif dan eksekutif melalui partainya, yakni Partai Keadilan Sejahtera.

Manhaj Tarbiyah is a social group or organization of religious character, and it is not a splinter group of Islamic organization existed in Indonesia. Its stress is mainly on the dakwah or religious proselytizing, establishment and the forming of cadres of the Moslems in order to develop human resources who comprehensively appreciate the Islamic view of the world. It aims at leading the society to the equitable change. In this study, the writer intends to discover the program, process and actualization as well as interest of the social movement organized by Manhaj Tarbiyah. To achieve the above objective, data has been collected through participative observation, non-participative observation, in-depth interview and document study. From the study of social movement of Manhaj Tabiyah, the writer deduces that the participants’ motivations are to involve in the social movement as a person needed a spiritually peaceful life. They try to achieve this through religious approach and the need to form a group as a means of interaction to each other. We try to collect the members of Manhaj Tarbiyah using the recruitment technique consisting of, at least, individual (fardi) and collective (jama’i) approaches. The programs that is being given first priority in relation to the social movement are the materials relevant to the attempt to unite the member of Manhaj Tarbiyah in a community that truly represents a united body (kaljasadil wahid). Another materials given to them are those discussing the problematic of Moslem and Contemporary Sociopolitical themes. In general, the stages in the forming of their cadres consist, among other, of (1) introductory stage where a murobbi teaches new members the main principles of Islam and the true aqidah; (2) formation stage, that is, forming the knowledge, attitude of behavior and the commitment to Islam; and (3) advanced stage where each member doing critical study of Islamic constitution, contemporary movements and others. The forming of cadre culminate in the principle of itsar (giving precedence to brotherhood). This principle of itsar can be achieved through the following stages: understanding, sincerity, charity, jihad, sacrifice, faithful, persistence, honest, and ukhuwah (fraternity). Itsar has already constructed a community of strong militancy. The forms of social movement of Manhaj Tarbiyah that come to the surface are; demonstration as a means of controlling the government policy, such as those directed to protest the rising of oil price; to urge the government to ratify the Article on the National Education System; to argue against the turnover of BUMN (State-Own Corporation); and to support the SPFKK-PTDI (Worker Forum of PT Dirgantara Employees). In the year of 2000, they were successful to discharge KH Abdurakhwan Wahid from the presidency. They also conducted a solidarity march in support of Palestinians and of Iraqis. The interest behind the organized social movement poured forward in the permanent objective of this movement, that is, to uphold the Islamic Shari. Manhaj Tarbiyah assumed that to uphold the Islamic Shari, the Islamic teaching have to be practiced through the forming of the cadre and routine religious teaching of ummah and through the formation of Islamic organization. In addition to the forming of cadre in the lower level, Manhaj Tarbiyah doing some kind of breakthrough in the form of dakwah in the legislative and executive levels by using the party system. Therefore, Manhaj Tarbiyah has interrelatedness with a political party as a means of gaining the access to the legislative and executive leve l through its party, namely Partai Keadilan Sejahtera.

Kata Kunci : Gerakan Sosial,Komunitas Islam,Kemandirian