Laporkan Masalah

Serat Centhini eisode Centhini Naratologi dan pendekatan Gender Analisis Fabula

MUSLIFAH, Siti, Prof.Dr. Imran T. Abdullah

2004 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian ini bertujuan menganalisis fabula dalam Serat Centhini episode Centhini (selanjutnya disebut SCEC) melalui analisis naratologi dan pendekatan gender guna memberikan gambaran yang lengkap mengenai wanita Jawa, dilihat dari perspektif juru cerita. Sudah sejak lama, sastra digunakan sebagai alat dan cara untuk menggambarkan sesuatu hal. Penggambaran mengenai wanita adalah salah satunya. Atas alasan perbedaan jenis kelamin- yang merupakan konstruksi sosial- penggambaran terhadap wanita seringkali tidak adil. Hal inilah yang disebut gender. Dalam teks-teks naratif, termasuk di dalamnya SCEC, wanita Jawa digambarkan sebagai sosok pendengar, yang tidak berbicara. Pembicaraan, didominasi oleh laki-laki atau didominasi oleh juru cerita (laki-laki), sedangkan wanita hanya bertindak sebagai pendengar, atau kalaupun berbicara, pembicaraan yang dilakukan wanita adalah pembicaraan yang pasif; bertanya secara pasif, menyatakan sesuatu yang mengulang pernyataan laki-laki, atau membenarkan pendapat laki-laki. Teori yang dipakai adalah teori naratologi yang dikemukakan oleh Mieke Bal. Teori Bal berpandangan bahwa teksteks naratif dapat dianalisis melalui tiga level, yakni level fabula, level story, dan level teks. Fabula adalah serangkaian logika dan peristiwa yang berhubungan secara kronologis, yang disebabkan dan dialami oleh aktor. Analisis pada tingkatan fabula, secara lebih luas, dipakai untuk menganalisis karakter (watak) tokohtokoh, yaitu kemampuan bertindak : bermacam-macam tindakan dan serangkaian peristiwa yang bergerak.

This research aimed to analyze fabula in “The Serat Centhini of Centhini’s Episode” by means of naratology analysis and gender approach in order to extend a complete description about Javanese woman that came from the narator’s perspective. It’s been a long time since literature used as an instrument and ways to describe something. The description of a woman was one of them. For sexual differentiation evidences-that is a social construction- the description of a woman often unfair. This cultural interpretation of sexual differentiation was called gender. “The Serat Centhini of Centhini’s Episode” is once of these narrative texts there described to Javanesse woman who is a listener which can not to speak because the speaking was dominated by men. While women speak such as a passively questions, saying for something repeated by men and having to agree with their opinions. This theory used based on Mieke Bal’s narratology theory explained that there are three levels of fabula on those narrtive texts which can be analized, there are: the level of fabula, the level of story and the level of text. Fabula is chronological series of logic and event relation which is caused by an actor. More further, it used analizyng to an actor’s character for namely an act capabilities. Another word that is the varieties action and series some mobilities of event.

Kata Kunci : Sastra Indonesia,Serat Centini,Teks Naratif,Fabula, Narrative texts, narratology, fabula, gender


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.