Laporkan Masalah

G.B.P.H. Suryobrongto empu tari klasik gaya Yogyakarta perumus joged Mataram :: Sebuah biografi (1914-1985)

MARWANTO, Prof.Dr. R.M. Soedarsono

2003 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

G.B.P.H Suryobrongto adalah putra S.I.S.K. Sultan Hamengku Buwana VIII. Sebagai seorang ningrat yang lahir dan dibesarkan di lingkungan keraton, maka kesenian yang ada di keraton dengan sendirinya sudah dikuasai dengan baik, khususnya wayang wong. Wayang wong gaya Yogyakarta, sebagai panutan tari klasik gaya Yogyakarta berpusat di dalam keraton Yogyakarta. Jasa G.B.P.H. Suryobrongto di dalam ‘nguri-uri’ (menggali, memelihara, membina, melestarikan dan mengembangkan) tari klasik gaya Yogyakarta sangatlah besar. Terutama dengan penemuannya yang sangat bermanfaat, yaitu analisis gerak tari. Di samping dikenal sebagai penari yang andal, ia juga sebagai perumus Joged Mataram dan koreografer tari Golek Menak. Banyak karya seni dan karya tulisnya yang sudah dicetak dan diterbitkan. Ia pernah pula mendapatkan anugerah dari pemerintah pusat dalam bidang seni tari. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah apabila G.B.P.H Suryobrongto disebut sebagai seorang empu. Tari klasik gaya Yogyakarta dikenal sebagai teknik tari (wiraga), dan Joged Mataram dikenal sebagai isi atau jiwanya (wirasa). Jika kedua unsur ini sudah bisa dikuasai dengan baik, maka unsur irama dalam tari (wirama ) juga akan dapat dikuasai dengan baik pula. Ada tujuh persyaratan pokok untuk dapat melakukan teknik tari gaya Yogyakarta dengan baik (pathokan baku) dan ada empat unsur dalam Joged Mataram yang harus dikuasai, untuk kesempurnaan kedalaman tarinya. Ketika penari sudah mampu mengusai ngelmu (bukan ilmu, sebab ngelmu iku kalakone kanthi laku) Joged Mataram, maka menari bagaikan laku bersamadi. Antara sadar dan tak sadar dalam kesadaran penuh. Sinar tubuh (praba)nya telah mampu menguasai sinar tubuh penonton (orang lain). Pada tataran ini, penari sama halnya dengan orang-orang suci yang mempunyai lingkaran kudus (halo) di atas kepalanya. Penerapan Joged Mataram, tidak terbatas hanya untuk tari klasik gaya Yogyakarta saja, namun dapat pula dipergunakan untuk tari-tari lain, bahkan dalam kehidupan sehari-hari.

G.B.P.H. Suryobrongto was a son of Sultan Hamengku Buwono VIII. As a nobleman born and grown up in the palace , he mastered the art in the palace, especially the wayang wong dance drama. The centre of The Wayang wong of the Yogyakarta style as a model of the Yogyakarta style classical dance is in Yogyakarta palace. G.B.P.H. Suryobrongto’s contribution in nguri-uri or finding, maintaining, eternalizing, and developing the Yogyakarta style classical dance is so great, especially with his highly beneficial finding of the dance movement analysis. In addition to being well-known as a great dancer, he was also the formulator of the Mataram dance and he was also coreographer of the Golek Menak dance. There were many art works and manuscripts which had been printed and published. Once, he got an award on the dance art from the central government. Therefore, it is appropriate to call G.B.P.H. Suryobrongto an empu. The Yogyakarta style classical dance is well-known as a dance technique (or wiraga ) while the Mataram dance is well-known as a the content or the soul (or wirasa). If these two elements are mastered well, another element in a dance, that is, wirama will also be mastered well. There are seven main requirements which should be met to be able to dance the Yogyakarta style classical dance well (standard criteria) and there are four elements in the Mataram dance which must be mastered in order to obtain the perfect dance performance. When a dancer has already mastered ngelmu (not ilmu or knowledge, because ngelmu iku kalakone kanthi laku) of the Mataram dance, he will be in meditation (samadi), a condition between being conscious and being unconscious. The dancer’s praba will be able to overwhelm the audience’s praba. In this level, the dancer is considered as a holy person who has a holy circle called halo around his head. The application of the Mataram dance is not only limited to the Yogyakarta style classical dance, but it can also be in other dances, or even in the daily life.

Kata Kunci : Tari Klasik Kraton,Yogyakarta,Biografi GBPH Suryobrongto, The Yogyakarta style classical dance, the Mataram dance, the dance movement analysis


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.