Berbagai alat ukur diameter pohon telah diciptakan manusia dengan harapan kemudahan dalam pemakaian dan kesalahan yang sekecil mungkin. Namun harapan ini sering tidak terpenuhi, mengingat batang pohon yang tidak selalu berbentuk silindris dan pengukuran diameter pohon diperlu kart untuk berbagai ketinggian. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan derajat ketelitian, kecepatan, dan kepraktisan empat a. lat ukur diameter pohon. Penelitian ini dilaksanakan di BKPK Sale, KPH Kebon harjo. Model analisis yang digunakan adalah rancangan percobaan faktorial 4 x 3 untuk mengetahui perbedaan antar alat ukur, dengan faktor A (alat ukur) : penggaris, pitam eter, kaliper dan relaskop . Faktor B ( media yang diukur, yaitu tegakan jati) : KU. Ill, V dan VII. Ketelitian hasil pengukuran diameter pohon setiap alat ditempuh dengan cara inenghitung harga rata-rata, varian , standar deviasi, varian harga rata-rata, standar error, kecermatan dan konviden interval. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa hasil pengukuran diameter dengan menggunakan penggaris, pitameter, kaliper tidak berbeda nyata, sedangkan hasil pengukuran diameter dengan relaskop berbeda nyata. Tetapi pada hasil pengukuran diameter pohon antar alat ukur, interaksinya tidak nyata. Kemudian dari waktu pengukuran diameter pohon masing-masing alat ditemukan bahwa penggaris, pitameter, kaliper tidak berbeda nyata, sedang dengan relaskop berbeda nyata pada KU . Ill dan V. Pada KU . VII penggaris dan kaliper tidak berbeda nyata, sedangkan pitameter dan relaskop berbeda nyata . Untuk interaksi antar alat ukur berbeda nyata. Kemudian mengenai hasil kecermatan ditemukan bahwa pada KU. Ill urutan kecermatannya adalah pitameter paling cermat, kemudian kaliper, relaskop, penggaris. Pada KU . V pitameter yang paling cermat, kemudian kaliper, penggaris, relaskop. Pada KU. VII kaliper yang paling cermat , kemudian pitameter, relaskop, penggaris.

Kata Kunci : -