Laporkan Masalah

PROFANISASI DAN SAKRALISASI RUANG SOSIAL KOTA JAMBI, 1850an - 1940an

ZULQAIYYIM, Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A. ;Dr. Sri Margana, M.Phil.

2019 | Disertasi | S3 Sejarah

Kajian ini membahas tentang identitas ruang sosial dengan memfokuskan kepada permasalahan profanisasi dan sakralisasi ruang sosial Kota Jambi pada periode 1850an-1940an. Kota Jambi terbagi atas dua daerah, yaitu Jambi-kota dan Jambi-seberang, yang pada mulanya merupakan daerah Tanah Pilih dan Kampung Pecinan. Dua daerah itu dipisahkan oleh Sungai Batanghari. Mengapa terjadi profanisasi dan sakralisasi ruang sosial Kota Jambi? Penelitian tentang pergantian ruang sosial dalam kosmologi masyarakat Melayu-Jambi ini menggunakan pendekatan sejarah dan metode sejarah. Sumber utama dalam penulisan disertasi ini berupa arsip kolonial, surat kabar dan sumber tertulis sezaman lainnya. Selain itu, digunakan sumber sekunder yang relevan sebagai pendukung penulisan ini. Sejak menjadi ibukota Keresidenan Jambi, daerah Tanah Pilih berkembang menjadi daerah perkotaan. Berbagai infrastruktur pemerintahan, perkotaan, dan pelabuhan dibangun di daerah Tanah Pilih dan sekitarnya. Perkembangannya itu didukung oleh komoditas karet rakyat yang memberikan hujan emas kesejahteraan penduduk Jambi. Daerah Tanah Pilih berubah fungsinya dari ruang sosial-sakral menjadi ruang sosial-profan Jambi-kota. Sementara itu, Tuan Guru, elit ulama Melayu-Jambi melalui Perkumpulan Tsamaratul Insan mendirikan madrasah-madrasah di Kampung Pecinan. Tuan Guru juga menjadi penggerak religiusitas kehidupan masyarakatnya. Kemudian, Kampung Pecinan berubah sebutannya menjadi Serambi Mekah Kota Jambi. Perubahan itu diiringi oleh perubahan fungsinya, yaitu dari ruang sosial-profan menjadi ruang sosial-sakral Jambi-seberang. Kajian ini menyimpulkan bahwa transformasi sosial yang terjadi membentuk identitas baru Kota Jambi yang terdiri atas dua ruang sosial baru, Jambi-kota (profan) dan Jambi-seberang (sakral). Sungai Batanghari berperan penting sebagai penjaga keseimbangan kosmologi kota Jambi itu.

This study discusses the identity of social space by focusing on the issue of profanization and sacralization of the social space of Jambi City in the period 1850s -1940s. The city of Jambi is divided into two regions, namely Jambi-kota and Jambi-seberang, which are initially known as the Tanah Pilih and Kampung Pecinan. The two regions are separated by the Batanghari River. This study seeks to explain why does the profanization and sacralization of social space occurred in the city of Jambi? This research on the exchange of social space in the cosmology of Melayu-Jambi society uses historical approach and historical method. The primary sources used in this study consist of colonial archives, newspapers, and periodicals in print around the same period. Furthermore, supplementary sources related to the topic are also taken into consideration. After becoming the capital of Jambi Residency, Tanah Pilih area developed to become an urban area. Various governmental infrastructures, urban, and portswere built in Tanah Pilih and surrounding areas. The development was supported by rubber commodity that gave the hujan emas (golden rain) for the people of Jambi. Following this development Tanah Pilih area change its function from sacred-social space into a profance-social space. Meanwhile, Tuan Guru, the new elite of the Melayu-Jambi ulama through the Tsamaratul Insan Society established madrassas (Islamic schools) in Kampung Pecinan. As a result of this dynamic, the Kampung Pecinan experienced a change in its function, from profane-social space into a sacred-social space. This study concludes that the social transformation of Jambi City formed the new identity of the city of Jambi, namely Jambi-kota as a new profane-social space and the Jambi-seberang as a new sacred-social space. In the respect, Batanghari River plays fundamental role in keeping the cosmology of the Jambi City in harmony.

Kata Kunci : Kota Jambi, Melayu-Jambi, Sungai Batanghari, kosmo-logi, transformasi sosial, ruang sosial-sakral, ruang sosial-profan,Jambi City, Melayu-Jambi, Batanghari River, cosmology, social transformation, social-sacred space, social-profane space.

  1. S3-2019-322247-abstract.pdf  
  2. S3-2019-322247-bibliography.pdf  
  3. S3-2019-322247-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2019-322247-title.pdf