Laporkan Masalah

PROSES PEMINDAHAN IBUKOTA REPUBLIK INDONESIA (1946-1949) JAKARTA KE YOGYAKARTA DAN YOGYAKARTA KE JAKARTA

DIONISIUS AGUNG S., Uji Nugroho Winardi.W.M.A

2018 | Skripsi | S1 SEJARAH

Tulisan ini membahas mengenai pemindahan ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta pada 1946, dan Yogyakarta ke Jakarta 1949. Ketertarikan penulisan skripsi ini karena belum ada yang menuliskan mengenai dua kali pemindahan ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta dan dari Yogyakarta ke Jakarta.Tulisan ini akan membahas hal tersebut secara lebih mendalam lagi. Hal ini perlu dituliskan agar bisa mengetahui dan mendalami proses peristiwa tersebut yang terjadi dua kali dalam 3 tahun. Dalam tulisan ini akan dibahas penyebab ibukota bepindah dua kali, latar belakang peristiwa tersebut, proses pemindahan ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta dan dari Yogyakarta ke Jakarta dan peran Yogyakarta selama menjadi ibukota republik. Sumber yang digunakan terdiri dari sumber primer yang terdiri dari arsip tekstual dan Foto IPPHOS (Indonesia Press Photo Service) yang ditemukan di ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) serta koran di Perpustakan Nasional Republik Indonesia dan sumber sekunder yang terdiri dari buku-buku referensi terdiri dari beberapa buku diantaranya Suhartono. W. Pranoto , Yogyakarta Ibukota Republik, Robert Cribb, Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta (1945-1949), Benny G. Setiono, Tionghoa Dalam Pusaran Politik, F.X ,Sunarto, Yogya Benteng Proklamasi dan S. Margana dkk, Gelora Di Tanah Raja Yogyakarta Pada Masa Revolusi 1945-`1949 dan Sudomo Sunaryo, Wasiat HB IX Yogyakarta Ibukota Republik. Situasi Jakarta yang tidak aman pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia yang disebabkan oleh para laskar dan pertempuran antara pihak Indonesia dan pihak NICA yang ingin menguasai kembali Indonesia dan adanya percobaan pembunuhan terhadap Sutan Syahrir menimbulkan pemikiran untuk memindahkan ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Pemindahan ini tidak lepas dari peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang mau menerima Yogyakarta sebagai ibukota Republik Indonesia yang dinilai lebih aman saat itu. Maka pada 4 Januari 1946 ibukota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta. Pada 28 Desember 1949 ibukota dipindahkan kembali dari Yogyakarta ke Jakarta dan sejak saat itu bentuk negara Indonesia adalah serikat. Piada tanggal 17 Agustus 1950 bentuk negara Indonesia kembali menjadi negara kesatuan dan Jakarta menjadi ibukota Republik Indonesia.

This writing discusses the relocation process the capital of Jakarta to Yogyakarta and Yogyakarta to Jakarta in the 1946-1949. My interest of writing this thesis because there were nobody wrote about the twice relocation process of the capital from Jakarta to Yogyakarta and from Yogyakarta to Jakarta. This thesis will discuss the issue more deeper. This must be written to know and explore the process of the incident that happen twice in three years. The thesis will be discussed the cause of the relocation capital twice, background of the incident , the relocation process of the capital from Jakarta to Yogyakarta and from Yogyakarta to Jakarta and the role of Yogyakarta during the capital of Republic of Indonesia. The source used in this thesis consisting of a source of primary consisting of textual archive and a photograph of IPPHOS (Indonesia Press a Photo Service) found in ANRI (National Archive of the Republic of Indonesia) and newspaper from the National Library of the Republic of Indonesia and secondary sources consisting of reference books consisting of some books including Suhartono. W. Pranoto , Yogyakarta Ibukota Republik, Robert Cribb, Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta (1945-1949), Benny G. Setiono, Tionghoa Dalam Pusaran Politik, F.X ,Sunarto, Yogya Benteng Proklamasi dan S. Margana dkk, Gelora Di Tanah Raja Yogyakarta Pada Masa Revolusi 1945-`1949 dan Sudomo Sunaryo, Wasiat HB IX Yogyakarta Ibukota Republik. The unsafe situation in Jakarta in the aftermath of the independence of Indonesia caused by the fighting of the troops and also between Indonesia and the NICA who want to control back Indonesia and the existence of the attempted murder of Sutan Syahrir gave the idea to relocate the capital of Indonesia from Jakarta to Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono IX had a big role in the relocation process. He would accept Yogyakarta as the capital of the republic of Indonesia that are considered to be more safe at that time. And in January 4th, 1946 the capital of Indonesia moved to Yogyakarta. On December 28th, 1949 the capital moved back from Yogyakarta to Jakarta and Indonesia form of state is united. On August 17th, 1950 the Indonesia form of state once again become the unitary state and Jakarta is the capital of the Republic of Indonesia.

Kata Kunci : Ibukota, Jakarta, Yogyakarta, Revolusi, Sukarno, Hamengku Buwono IX

  1. S1-18-351578-tableofcontent.pdf  
  2. S1-2018-351578-abstract.pdf  
  3. S1-2018-351578-bibliography.pdf  
  4. S1-2018-351578-tableofcontent.pdf  
  5. S1-2018-351578-title.pdf