Kaum difabel merupakan kelompok yang rentan terhadap pemenuhan hak- hak dalam kehidupan, salah satunya yaitu hak berwisata. Pengembangan objek wisata di Indonesia khususnya di Yogyakarta kurang memenuhi kebutuhan dan harapan kaum difabel. Untuk menentukan sebuah wisata yang sesuai dengan kebutuhan kelompok difabel, perlu mengidentifikasi faktor pendorong berupa motivasi wisata dan faktor penarik berupa atribut destinasi wisata: atraksi, amenitas, aksesibilitas dan kualitas layanan. Hal tersebut diperlukan untuk melihat preferesi wisata kaum difabel agar kaum difabel mendapatkan pelayanan wisata sesuai kebutuhannya serta meningkatkan kualitas jasa pariwisata. Tujuan penelitian ini adalah: a) mengidentifikasi faktor pendorong berupa motivasi wisata kaum difabel melakukan kegiatan wisata, b) mengidentifikasi faktor penarik berupa atribut destinasi wisata yaitu atraksi, aksesibilitas, amenitas dan kualitas layanan, c) mengidentifikasi prefernsi wisata kaum difabel, dan d) mengidentifikasi peran LSM terhadap kaum difabel dalam bidang pariwisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan perolehan data secara eksplorasi terhadap suatu masalah yaitu wisata difabel. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam (In depth Interview) terhadap delapan informan difabel dan tiga LSM yaitu Sigab, Sapda, dan Ciqal. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah difabel mempunyai ketertarikan terhadap wisata baik minat yang muncul karena faktor dari dalam diri maupun muncul karena faktor dari luar. Alasan difabel berwisata yaitu ingin menghilangkan kepenatan dan kejenuhan dari aktifitas sehari-hari. Sedangkan faktor penarik yang paling berpengaruh terhadap wisata difabel adalah ketersediaan aksesibilitas dan atraksi wisata.Preferensi wisata kaum difabel cenderung menyukai wisata alam dan sosial budaya. Peran LSM adalah sebagai mitra difabel dan memberikan dukungan berupa program advokasi dengan pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan hak dan kebutuhan difabel.

Disabled people are a group that is vulnerable to the fulfillment of rights in life, one of which is the right to travel. Development of tourist attraction in Indonesia, especially in Yogyakarta, is still lacking in meeting the needs and expectations of the disabled people. To determine a tourism that suits the needs of disabled groups, it is necessary to identify the driving factors of tourism motivation and attraction factors in the form of tourism destination attributes: attraction, amenity, accessibility and service quality. It is necessary to see the tourism preferences of the disabled so that people with disabilities can attain tourism services as needed and it will also improve the quality of tourism services. The objectives of this research are: a) to identify the driving factors in the form of tourism motivation of the disabled conducting tourism activities, b) to identify attraction factors in the form of tourism destination attributes namely, attraction, amenity, accessibility, service quality, c) to identify the preference of the disabled people, and d) to identify the role of NGOs toward the disabled in tourism. This study employed a qualitative approach with exploratory research approach. Methods of data collection were conducted by observation and in-depth interview. The data were collected from observation and in-depth interview with eight disabled people and three NGOs namely Sigab, Ciqal and Sapda. The result of this research is that the disabled people has an interest in tourism both the interest that arises because of the factor from within and arise because of factors from outside. The reason of the disabled people to travel is to eliminate fatigue and boredom of daily activities. While the most influencing factors of attraction for disabled tourism is the availability of access and tourist attractions. For the tourism preferences, the disabled tends to love the natural and socio-cultural tourism. The role of NGOs is as a partner and provides support in the form of advocacy programs with the government on matters relating to the fulfillment of rights and need

Kata Kunci : Wisata ramah difabel, motivasi, preferensi, atribut destinasi wisata