Adaptasi Rumah Tangga Petani Tambak Terhadap Ancaman Bencana Banjir di Kabupaten Lamongan
IMAM ARIFA'ILLAH S H, Dr. Estuning Tyas Wulan Mei, M.Sc. ; Dr. Sudrajat, M.P.
2018 | Tesis | S2 GeografiBencana banjir yang terjadi setiap tahun di Desa Bojoasri, Gambuhan, Blajo, Tiwet, dan Jelak Catur Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan mengakibatkan berbagai kerusakan dan kerugian terhadap aset penghidupan rumah tangga petani tambak. Autonomous adaptation dan planned adaptation akan berperan penting terhadap pengurangan dampak bencana banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak bencana banjir pada rumah tangga petani tambak tahun 2017, untuk mengidentifikasi jenis adaptasi rumah tangga petani tambak terhadap ancaman bencana banjir, dan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat adaptasi petani tambak dalam menanggulangi ancaman bencana banjir. Penelitian ini didesain dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk menjawab tiga tujuan penelitian di atas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terstruktur dan semi terstruktur, indepth interview, dan observasi lapangan. Populasi dalam penelitian ini yakni rumah tangga petani tambak di seluruh lokasi penelitian. Teknik penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin sebanyak 91 sampel dan teknik pengambilan sampel dengan cluster sampling. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis skoring (skala likert), skala Gutman, Crosstab, Chi Square, dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bencana banjir terhadap aset penghidupan rumah tangga petani tambak yang paling besar atau sangat buruk terjadi pada aset physical capital seperti kerusakan yang terjadi pada infrastruktur jalan, tanggul tambak, puskesmas, sekolah. Strategi adaptasi yang lebih banyak dilakukan rumah tangga petani tambak dalam mengurangi risiko bencana banjir yaitu adaptasi otonom (autonomous adaptation) daripada adaptasi terencana (planned adaptation). Hal ini menggambarkan bahwa keterlibatan pemerintah daerah dalam pengurangan risiko bencana banjir masih rendah. Transformasi autonomous adaptation ke planned adaptation mampu mendukung pengurangan risiko bencana banjir secara optimal. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap autonomous adaptation yaitu informasi, keikutsertaan dalam kelompok tani, dan pendidikan, sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap planned adaptation secara signifikan yaitu institusi (kesepakatan).
The flood disaster that happens every year in Bojoasri, Gambuhan, Blajo, Tiwet and Jelak Catur of Kalitengah Sub-district of Lamongan District result in various damages and losses to household livelihood assets of farmers. Autonomous adaptation and planned adaptation will play an important role in reducing the impact of floods. This study aims to determine the impact of flood disasters on farmer households in 2017, to identify the type of adaptation of farm households to the threat of flood disaster, and to analyze the factors that influence the level of adaptation of farmers in tackling the threat of flood disaster. This research is designed with quantitative and qualitative research to answer the above three research objectives. Data collection techniques are done by structured and semi-structured interviews, indepth interviews, and field observations. Population in this research that is farmer household in all research location. The technique of determining the number of samples using slovin formula of 91 samples and sampling technique with cluster sampling. Technical analysis used in this research is scoring analysis (Likert scale), Gutman scale, Crosstab, Chi Square, and multiple regression analysis. The result of the research shows that flood disaster to household livestock assets of the biggest or very bad farmers happened in physical capital assets such as damage to road infrastructure, pond embankment, health center, school. More adaptation strategy is done by farmer households in reducing flood disaster risk that is autonomous adaptation rather than planned adaptation. This illustrates that the involvement of local governments in disaster risk reduction is still low. Transformation of autonomous adaptation to planned adaptation is able to support optimal flood disaster risk reduction. Factors influencing autonomous adaptation are information, participation in farmer group, and education, while factors influencing significant planned adaptation are institution (agreement).
Kata Kunci : Dampak Banjir, Aset Penghidupan, Adaptasi, Petani Tambak / Flood Catch, Livelihood Assets, Adaptation, Farmers