Pengukuran Strategi Perusahaan Dalam Kaitan Dengan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada UD. Karya Indah, Yogyakarta)
Nurhaini. (Adv.: Dr. Gudono, MBA.), Dr. Gudono, MBA
2015 | Skripsi | S1 Extention - Accounting
Pengukuran kinerja yang hanya didasarkan pada kemampuan fmansial sudah kurang cocok ditengah pesatnya kemajuan teknologi informasi. Untuk mencapai suatu keberhasilan misi dan strategi perusahaan, pihak top manajemen sebagai pengambil keputusan harus mengintegrasikan antara pengukuran financial dan non financial. Kaplan dan Norton telah mengembangkan suatu alat ukur kinerja yang integral yang disebut Balanced Scorecard. Alat ukur ini merupakan penjabaran dari visi, misi dan strategi perusahaan.
Ada beberapa komponen yang membentuk Balanced Scorecard Mi. Pertama, perspektif keuangan. Perspektif ini diimplementasikan dengan pengukuran profitabilitas, seperti ants kas, peningkatan penjualan, pendapatan operasi dan perluasan pangsa pasar maupun pengembalian atas barang modal. Kedua, perspektif konsumen. Pengukuran didasarkan pada pangsa pasar, respon dan pelanggan, timing peluncuran produk, persentase penjualan dari produk baru yang diluncurkan, persentase penjualan dari keseluruhan produk yang dihasilkan, serta ketepatan dalam pengiriman produk. Ketiga, perspektif inovasi dan belajar. Pengukuran disini dihasilkan dari adanya hak patent baru dari produk yang dihasilkan, lamanya waktu daur hidup produk serta terciptanya produk-produk generasi barn. Keempat, perspektif proses bisnis internal. Perspektif ini difokuskan pada pengukuran kualitas,waktu dan efisiensi.
Perusahaan bebas menentukan sendiri tolak ukur pada setiap perspektif sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan. Untuk merumuskan Balanced Scorecard, perusahaan harus merumuskan strateginya terlebih dahulu, karena Balanced Scorecard merupakan seperangkat pengukuran yang berbasis strategi. Dengan kata lain Balanced Scorecard adalah pengukuran kinerja yang selalu mengacu pada strategi perusahaan. Strategi harus disesuaikan dengan masalah yang dihadapi perusahaan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga rumusan strategi perusahaan bisa diukur.
Pada contoh kasus UD. Karya Indah ditetapkan value-based strategy, karena perusahaan berada pada sildus sustain dan permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam hal ini arialah bagaimana perusahaan mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Untuk itu, ukuran scorecard pada setiap perspektif harus selalu mengacu pada strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, strategi yang telah dirumuskan bisa dikelola dan bisa diukur.
Meskipun tidak semua scorecard belum bisa diterapkan, namun Balanced Scorecard memungkinkan untuk diterapkan pada UD. Karya Indah. Perusahaan akan memperoleh masukan tentang bagian-bagian mana yang kurang dan bagaimana memperbaiki kelemahan tersebut. Sehingga pada periode berikutnya kinerjanya bisa lebih ditingkatkan. Dengan menerapkan Balanced Scorecard manajemen UD. Karya Indah akan tahu berapa kinerja yang berhasil dicapai dan bagaimanakah kinerja tersebut dicapai.
Kata Kunci : Balanced Scorecard, UD. Karya Indah, Pengukuran Strategi Perusahaan