Pabrik bahan peledak emulsi berbasis starch nitrate ini dirancang dengan kapasitas 2.000 ton/tahun dan beroperasi secara batch dengan 5 kali siklus batch per hari selama 330 hari/tahun. Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan kapasitas, dibutuhkan pati jagung (corn starch) sebanyak 248,01 ton/tahun dan asam nitrat 98% sebanyak 972,58 ton/tahun. Proses produksi yang digunakan pada pabrik ini adalah dengan mereaksikan corn starch dan asam nitrat untuk menghasilkan starch nitrate. Produk starch nitrate kemudian diformulasikan untuk mencapai zero oxygen balance dengan menambahkan bahan tambahan lainnya seperti amonium nitrat dan natrium nitrat. Untuk mencapai kestabilan emulsi ditambahkan pula PIBSA, fuel oil, dan resin microballon. Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dan memperkejakan 231 karyawan. Kebutuhan energi untuk menjalankan pabrik ini meliputi kebutuhan listrik sebanyak 1362.22 MWh/tahun. Sedangkan kebutuhan air untuk utilitas adalah sebanyak 58.811,2 L/hari. Untuk menjalankan produksi, dibutuhkan modal tetap sebesar US$ 1.995.585,21 + Rp 107.295.886.264 dan modal kerja sebesar Rp 73.635.039.783. Dalam satu tahun, biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp 167.643.498.827. Berdasarkan prosesnya, pabrik bahan peledak starch nitrate ini tergolong high risk dengan nilai ROI 48,92%, POT 1,72 tahun, BEP 37,31%, SDP 21,49%, dan DCFRR 29,39%. Berdasarkan parameter di atas, dapat disimpulkan bahwa pabrik ini secara teknis dan ekonomi layak untuk dikaji lebih lanjut.

The starch nitrate explosives emulsion plant is designed to produce 2,000 tons / year and operates batches with 5 batches per day for 330 days / year. To obtain the appropriate products capacity, as much as 248,01 ton / year corn starch and 972,58 ton / year nitric acid 98% is needed. The production process used in this plant is by reacting corn starch and nitric acid to produce starch nitrate. Starch nitrate products are then formulated to achieve zero oxygen balance by adding additional materials such as ammonium nitrate and sodium nitrate. To achieve emulsion stability also added polyisobuthylene succinic anhydride (PIBSA), fuel oil, and microballoon resin. The plant is planned to be built in Tanah Bumbu, South Kalimantan and employ 231 employees. The energy required to run this plant, including the electricity requirement is 1362.22 MWh / year. Then, water requirement for utilities is as much as 58,811.2 L / day. Fixed capital for this plant cost US$ 1,995,585,21 + Rp 107,295,886,264 and the working capital costs Rp 73.635.039.783. Within one year, the required production cost is Rp 167,643,498,827. Based on its process, the Starch Nitrate Explosives plant is classified as a high risk plant with ROI of 48.92%, POT 1.72 years, BEP 37.31%, SDP 21.49%, and DCFRR 29.39%. Based on the above values, it can be concluded that the plant is technically and economically feasible for further study.

Kata Kunci : pabrik, bahan peledak emulsi, starch nitrate