Laporkan Masalah

Pengembangan Layanan Rawat Inap Di Klinik Penyelenggara Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (Studi Kelayakan di Klinik

Y DWINANDA ROOSENO P, Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pendahuluan. UU No. 24/2011 menunjuk BPJS untuk mengelola program asuransi social, sebagai pembayar tunggal, yang menerapkan pembayaran kapitasi kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan pembayaran berbasis INA CBG atau kelompok diagnosis kepada fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL) tingkat rujukan kedua dan ketiga. Pengembangan rawat inap di Klinik Tirta Husada, yang berstatus FKTP swasta, sebagai layanan non kapitasi, dipertimbangkan dalam penelitian ini apakah layak secara finansial untuk mendukung pelayanan klinik tersebut kepada para pelanggan dan masyarakat. Metode. Studi kasus diterapkan sebagai rancangan penelitian ini, dengan tujuan estimasi keuntungan atau hasil yang diperoleh dari pengembangan layanan rawat inap di FKTP swasta yang melayani para anggota BPJS. Perhitungan hasil finansial dilakukan dengan teknik lama pengembalian modal (payback period) dan internal rate of return (IRR), yakni hasil investasi dengan mempertimbangkan nilai waktu dari arus kas. Wawancara mendalam dilakukan untuk mengetahui persepsi pemilik, pengelola, pekerja dan pelanggan klinik Tirta Husada atas kelayakan pengembangan rawat inap di FKTP tersebut. Hasil Penelitian. Besar investasi pengembangan rawat inap di Klinik Tirta Husada diperkirakan antara Rp. 100 juta sampai dengan Rp. 150 juta rupiah. Perhitungan payback period menunjukan bahwa biaya investasi sebesar 100 juta, 125 juta dan 150 juta rupiah dapat dilunasi dalam waktu 3 tahun, 3,7 tahun dan 4,4 tahun.IRR untuk besar investasi 100 juta, 125 juta sampai dengan 150 juta menghasilkan keuntungan atau bunga 20%, lebih dari 10% dan hamper 5%. Investasi 125 juta rupiah dipilih oleh pemilik Klinik Tirta Husada untuk mengembangkan layanan rawat inap. Keputusan untuk melakukan investasi pengembangan layanan rawat inap di Klinik Tirta Husada tidak hanya mempertimbangkan aspek finansial, tetapi juga memperhitungkan faktor – faktor sosial dan lingkungan. Kesimpulan. Faktor – faktor finansial, sosial, dan lingkungan merupakan penentu kelayakanpengembangan fasilitas layanan rawat inap di klinik layanan primer. Mengingat anggota BPJS kesehatan dapat memilih atau meninggalkan klinik layanan primer untuk beralih sebagai pasien di layanan primer yang lain. Klinik Tirta husada merencanakan pengembangan fasilitas rawat inap untuk meningkatkan mutu layanan kepada pasien, sehingga pasien lebih puas dan loyal terhadap klinik tersebut.

Background: Law No. 24/2011 mandated that the national health insurance program is managed by BPJS Health, a single payer trust fund, applying capitation payment scheme to primary health care clinics and case-based reimbursement to secondary and tertiary hospitals. The development of inpatient care facilities in Tirta Husada Clinics, a private primary care clinics, is appraised in this study, to support investment decision to develop inpatient care facilities. Methods: A case study was carried out to estimate the interest gained from the investment project, using simple capital budgeting techniques, namely payback period and internal rate of return. In-depth interviews were conducted to the owner, manager, works and customers of the clinics, to know the perceived feasibility and utilization of inpatient care offered by Tirta Husada Clinics. Results: Investment plan to develop inpatient care in Tirta Husada Clinics would cost around 100 million to 150 million rupiah. Payback period calculation suggest that the cost of the investment at the level of 100 million, 125 million and 150 million rupiah are recoverd in 3 years, 3,7 years and 4.4 years. Internal rate of returns for 100 million, 125 million and 150 million investment were estimated nearly 20%, more 10% and kess than 5%. Investment of 125 million decided by the owner of Tirta Husada Clinics to develop the inpatient facilities. Invesment decision to develop inpatient care facilities in Tirta Husada Clinics not only took into account financial considerations, but also social and eviromental factors, with overall support to the investment. Conclusion: Financial, social and eviromental factors are important determinants of the feasibility of developing inpatient care facilities in a primary care clinics, where members of BPJS Health may choose or leave for other primary care clinics. Tirta Husada Clinics planned to develop inpatient care facilities to improve the quality of patient care, leading to patient safety and ultimately patient loyalty.

Kata Kunci : Investasi, rawat inap, klinik layanan primer swasta

  1. S2-2017-354707-abstract.pdf  
  2. S2-2017-354707-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-354707-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-354707-title.pdf