PENGARUH PYRACLOSTROBIN TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS PUCUK TEH PADA MUSIM PENGHUJAN
Arief Rahman, Eka Tarwaca Susila Putra, S.P., M.P., Ph.D.; Dr. Ir. Sriyanto Waluyo, M.Sc.
2017 | Tesis | S2 AgronomiPenelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh pyraclostrobin terhadap produktivitas dan kualitas pucuk teh klon PGL 15, Gambung 7, Gambung 9, TRI 2024 dan TRI 2025 pada musim penghujan, dan 2) mendapatkan dosis pyraclostrobin yang optimum pada setiap klon teh yang diuji. Penelitian disusun dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan tiga blok sebagai ulangan. Perlakuan yang diuji adalah dosis pyraclostrobin, terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 50 100 dan 150 gram ha-1. Pengamatan dilakukan terhadap variabel iklim mikro, aktivitas fisiologis, intensitas serangan penyakit, kuantitas, dan kualitas pucuk teh. Data yang diperoleh dianalisis varian (ANOVA) pada taraf uji 5 %, dengan uji lanjut Uji LSD (Uji Beda Nyata Terkecil) pada taraf uji 5% jika hasil analisis varian menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan. Hasil peneltian memberikan informasi bahwa pemberian pyraclostrobin pada teh klon PGL 15, TRI 2024, TRI 2025, Gambung 7, dan gambung 9 belum mampu meningkatkan bobot segar dan bobot kering pucuk teh, namun demikian terdapat indikasi kenaikan kualitas pucuk yang dihasilkan dalam bentuk peningkatan rasio jumlah pucuk peko per burung. Pyraclostrobin 50 gram ha-1 mampu meningkatkan aktivitas fisiologis yaitu kandungan klorofil b dan kandungan klorofil total pada klon teh TRI 2025, sedangkan pada teh klon Gambung 9 mampu meningkatkan laju fotosintesis tanaman. Pada klon Gambung 7, pyraclostroin 100 gram ha-1 mampu meningkatkan aktivitas fisiologis seperti lebar bukaan stomata, konduktivitas stomata, dan laju transpirasi. Beberapa kondisi tersebut menyebabkan tanaman mampu meningkatkan kualitas pucuk yang dihasilkan dalam bentuk kenaikan jumlah pucuk peko, bobot pucuk peko, rasio pucuk peko per burung, persentase pucuk peko, dan persentase pucuk muda, khususnya pada klon Gambung 9 dengan dosis pyraclostrobin 100 gram ha-1.
The field experiment aimed to study 1) the effect of pyraclostrobin on the productivity and quality of tea clones PGL 15, Gambung 7, Gambung 9, TRI 2024 and TRI 2025 in rainy season, and 2) to obtain optimum pyraclostrobin doses in each tested tea clone. The experiment was arranged in Randomized Completely Block Design (RCBD) using single factor and three blocks as replications. The treatments applied were solely pyraclostrobin doses, consisted of 4 levels, 0, 50, 100, and 150 gram ha-1. The observation for micro climate variables, physiological activity, disease attack intensity, quantity, and quality of tea. Data were subjected by using Analysis of Variance (ANOVA) and then followed by LSD test (Least Significant Difference Test) at 5% alpha level if there was significant difference among treatments. The experimental results informed the addition of pyraclostrobin on clone of PGL 15, TRI 2024, TRI 2025, Gambung 7, and Gambung 9 were not able to increase the fresh weight and dry weight of tea, but there was indication of increasing in shoots quality in the form of increased ratio of total pecco per banjhi. 50 gram ha-1 pyraclostrobin was able to improve physiological activities: in chlorophyll b and chlorophyll total content on TRI 2025 clone, whereas on Gambung 9 clone was able to improve photosynthetic rate. In Gambung 7 clone, 100 gram ha-1 pyraclostrobin can improve physiological activity such as stomatal opening, stomatal conductivity, and transpiration rate. Some of these conditions resulted plants were able to improve the quality of shoots produced such as increase number of pecco, pecco weight, pecco per banjhi ratio, pecco percentage, and young shoots percentage, especially, 100 gram ha-1 pyraclostrobin in Gambung 9 clone.
Kata Kunci : Kualitas Pucuk Teh, Produktivitas, Pyraclostrobin, Teh