Tato adalah seni melukis tubuh dan sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh beberapa negara, salah satunya berada di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, penggunaan tato pun bergeser, dari penanda dan sebuah ritual khusus yang dilakukan oleh suku �¢ï¿½ï¿½ suku tertentu, menjadi sebuah penghias atau ornamen pada tubuh yang digunakan setiap orang. Pergeseran tidak hanya terjadi pada penggunaan, namun maknanya pun bergeser menjadi makna negatif dengan pengaruh dari sejarah terhadap tato yang terjadi di Indonesia. Saat ini, tato mulai dianggap tidak tabu lagi oleh beberapa orang dan mulai digunakan oleh anak muda hingga mereka yang sudah tua. Namun pandangan negatif terhadap tato masih melekat kuat. Mereka yang menggunakan tato dan memasuki dunia kerja, kerap mendapatkan permasalahan atas tato yang mereka gunakan imbas dari melekatnya makna negatif dari masalalu terhadap tato maupun dari makna negatif terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mencari tahu bagaimana sebuah instansi kerja bersikap kepada pekerja yang memiliki tato di dalamnya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode campuran sekuensial eksplanatori. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, kuesioner, wawancara, dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori interaksi simbolik oleh Herbert Mead dan teori pertukaran sosial. Lokasi penelitian adalah di Rumah Sakit Panti Rini. Rumah sakit dipilih dengan pertimbangan selain dari sisi institusi kerja, tato sendiri dipandang berbeda didalam dunia kesehatan. Unit analisis penelitian ini adalah pekerja Rumah Sakit Panti Rini yang dibagi menjadi pekerja golongan A dan pekerja golongan B, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini dapat dijawab, instansi kerja secara tidak langsung dapat menerima pekerja yang bertato. Dilihat dari tidak ada regulasi terhadap tato, image terhadap tato yang sudah bergeser dan hubungan yang baik antara pekerja dengan pekerja yang memiliki tato.

Tattoos are the art of painting the body and a culture owned by several countries, one of which resides in Indonesia. Over time, the use of tattoos also shifted, from markers and a special ritual performed by certain tribes, into a decorator or ornament on the body that is used every person. The shift not only happened to the use, but the meaning also shifted into a negative meaning with the influence of the history of tattoos that occurred in Indonesia. Currently, the tattoo began to be considered not taboo again by some people and began to be used by young people to those who are old. But the negative view of the tattoo is still firmly attached. Those who use tattoos and enter the world of work, often get problems over the tattoos that they use the impact of attaching the negative meaning of the past to the tattoo as well as from the negative meaning to health. The purpose of this study is to find out how a work agency behaves to workers who have tattoos in it. The method used in this research is explanation sequential explanatory method. Data collection techniques used were observations, questionnaires, interviews, documentation. This study uses the theory of symbolic interaction by Herbert Mead and the theory of social exchange. The location of the study was at Panti Rini Hospital. Hospitals are chosen with consideration other than the institutional side of work, tattoos themselves are seen differently in the world of health. The unit of analysis of this research is Panti Rini Hospital workers divided into Class A and Class B workers, in accordance with predetermined criteria. The results of this study can be answered, work agencies can indirectly accept workers with tattoos. Seen from no regulation of tattoos, the image of tattoos that have shifted and a good relationship between workers with workers who have tattoos.

Kata Kunci : Tato, Hubungan Sosial, Regulasi, Image, Interaksi Simbolik