Laporkan Masalah

Beyond Territoriality: Kompleksitas Makna Aktivitas Lintas-Batas di Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur

RIFQI RACHMAN, Dr. Nanang Indra Kurniawan, S.I.P., M.P.A.

2017 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)

ABSTRAK Tulisan ini membahas perihal aktivitas lintas-batas masyarakat yang terjadi di Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi NTT. Persoalan aktivitas lintas-batas masyarakat timbul diakibatkan oleh pemaknaan 'batas' yang belum tuntas di sana. Terdapat dua logika yang bekerja dan memiliki pemaknaannya tersendiri akan batas, sehingga menghadirkan suatu kontestasi pada level praktis. Penulis juga hendak mengkritik cara pandang umum berkaitan dengan batas yang cenderung bernuansa teritorialis. Berangkat dari cara pandang Joel S. Migdal terhadap batas, penulis kemudian menghadirkan posisi yang berbeda dalam memaknai batas. Penelitian ini menjadi krusial mengingat kawasan perbatasan di Indonesia masih mengalami kesulitan, dalam upaya meraih kemajuan yang seimbang antara infrastruktur dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, pembahasan yang berkaitan dengan perbatasan penting menjadi perhatian. Dari fenomena tersebut, pertanyaan yang kemudian diajukan oleh penulis adalah: 1) Bagaimana pola aktivitas lintas-batas yang terjadi di kawasan perbatasan Desa Napan?; 2) Apa implikasi dari aktivitas lintas-batas yang terjadi di kawasan perbatasan Desa Napan? Untuk membantu penulis menjawab pertanyaan tersebut, penggunaan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus menjadi pilihan. Dengan metode pengumpulan data seperti observasi partisipatoris dan in-depth interview. Penulis melakukan eksplorasi terhadap keberadaan logika rezim yang jamak di kawasan perbatasan. Dimana logika rezim tersebut muncul berkat kehadiran ruang, yang oleh Migdal disebut sebagai social group(s). Fakta tersebut kemudian menjadi entry point tulisan dalam melihat dinamika empiris yang terjadi mengenai bagaimana cara kerja aktivitas lintas-batas masyarakat di sana. Didukung juga dengan penganalisaan terhadap aktor yang bekerja pada dua logika rezim tersebut secara simultan. Elaborasi kemudian dilanjut kepada dampak yang ditimbulkan dari aktivitas lintas-batas terhadap kehidupan bermasyarakat warga Desa Napan. Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis memaparkan bahwasanya aktivitas lintas-batas masyarakat berjalan dalam kerangka mekanisme alternatif. Dimana saat proses pembentukan mekanisme tersebut, terdapat aktor yang berasal dari entitas negara yang justru ikut berpartisipasi. Hal itu menyebabkan, aktor-aktor di kawasan Desa Napan juga memiliki dinamikanya tersendiri dalam berjalin relasi. Mekanisme perlinatasan batas dengan pola relasi aktor tersebut selanjutnya memberikan pengaruh kepada kondisi sosial dan ekonomi Desa Napan. Hadirnya peluang bagi oknum aparat negara dalam menggunakan kuasanya di sana merupakan salah satu contoh implikasi yang ditimbulkan. Selain itu penulis juga berhasil mengidentifikasikan dampak lain, yang kemudian dipisahan antara yang bernuansa sosial dengan ekonomis.

ABSTRACT This particular research will discuss regarding community's cross-border activities which occur in Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi NTT. The emergence of community's cross-border activities are caused by the fact that the meaning of border is not finished. There are two logics working and having their own definition about border, it eventually causing a contestation at practical level. The author of this research want to criticize mainstream perspective about border that concern at territoriality view only. According to Joel S. Migdal's point of view, the author took a different position in defining border. This research become important considering the fact that region close to the state border is far from achieving an equal development between infrastructure and human resources. Therefore, discussion related with border region is important to be put into concern. From phenomena above, the author then propose few questions: 1) How is the community's cross-border activity work in Desa Napan?; 2) What is the implication from the coummunity's cross-border activity in Desa Napan? In order to help the author answering questions, qualitative method with the approach of case study has been choosen, with participatory observation and in-depth interview used as data collection method. Therefore, the aim of this research is to do an exploration on the existence of multiple regimes logic in adjacent area. In accordance, that fact becomes the entry point in observing empirical dynamics happen, particularly on how is the mechanism of community's cross-border activities there. It is also supported with analysis of the actors itself who works based on the logic of two regimes simultaneously. Follow by further elaboration on the impact inflicted subsequently due to the manifestation of illegal activity towards Desa Napan's people social life. The result of this research conducted by the author explains that community's cross border activities occur within the framework of alternative mechanism. Whereas during the process of forming the mechanism itself there are actors participate which instead come from state's entity. In such way, there are certain dynamical relations between actors in the area of Desa Napan itself. The presence of chances for some particular state officer in using their power and auhority there become one of the example of implication inflicted. Besides, the author also manage to identify other impacts in which later on categorize based on the nuance; social and economical.

Kata Kunci : perbatasan, aktivitas lintas-batas, Desa Napan

  1. S1-2017-335751-abstract.pdf  
  2. S1-2017-335751-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-335751-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-335751-title.pdf