Laporkan Masalah

PERGULATAN DENNY JA DALAM ARENA SASTRA INDONESIA

FITRIAWAN NUR INDRIANTO, PROF.DR.FARUK HT, S.U.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Sastra

Penelitian ini berjudul Pergulatan Denny JA dalam Arena Sastra Indonesia. Penelitian ini dilatarbelakangi munculnya nama Denny JA sebagai salah satu tokoh dalam buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh (2013) yang kemudian menuai polemik. Kemunculan nama Denny JA dalam buku tersebut diawali dengan terbitnya buku Atas Nama Cinta: Sebuah Puisi Esai - Isu Diskriminasi Dalam Untaian Kisah Cinta Yang Menggetarkan Hati (2012) dan dilanjutkan dengan digagasnya gerakan puisi esai sebagai genre baru dalam sastra Indonesia yang dimotori oleh Jurnal Sajak. Berbagai strategi dan pengerahan modal digunakan Denny JA untuk menempatkan puisi esai di dalam arena pergulatan sastra. Selain itu, penerimaan Denny JA di dalam arena sastra oleh beberapa tokoh maupun komunitas sastra dianggap sebagai pengkhianatan terhadap kemurniaan dunia sastra yang cenderung dipahami sebagai bebas dari determinasi modal kapital (ekonomi) maupun tekanan politik. Dengan menggunakan teori arena produksi kultural yang digagas Pierre Bourdieu, penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan jawaban atas berbagai permasalahan seperti: Pertama, struktur arena sastra Indonesia yang melatarbelakangi kemunculan Denny JA dan puisi esai. Kedua, Berbagai strategi yang digunakan Denny JA untuk mendapatkan posisi dan modal simbolik dalam sastra Indonesia. ketiga, mengetahui posisi Denny JA dan puisi esai dalam arena sastra Indonesia. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa arena sastra Indonesia merupakan arena yang bergerak dinamis seiring perubahan sosial yang terjadi pasca peristwa reformasi 1998. Keterbukaan yang terjadi pada masa ini memberikan ruang bagi para agen untuk terlibat di dalam arena sastra. Melalui berbagai strategi dan pengerahan modal baik modal ekonomi maupun modal kultural, Denny JA sebagai salah seorang penulis mencoba memperoleh perutungannya di dalam arena sastra Indonesia. Penggunaan jargon puisi esai digunakan sebagai tanda distingtif dari pengarang lainnya yang juga bergelut di dalam arena sastra. Berbagai strategi yang dilakukan denny JA ditujukan untuk memperoleh modal simbolik berupa pengakuan sebagai tokoh sastra oleh para sastrawan yang bergelut di dalam arena tersebut. Meskipun telah disebut sebagai tokoh sastra melalui kemunculan buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh (2013), ketokohan Denny JA ditentang oleh para sastrawan di dalam arena tersebut. Puisi esai juga tidak memberikan pengaruh signifikan dalam tradisi penulisan sastra Indonesia dan hanya berkutat di dalam lingkaran tempat puisi esai dihasilkan. 1

This research entitled Denny JA’s Struggle in Indonesia Literary Field was conducted under the publication of Denny JA in 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh (2103) as one of the most influenced writer in literature. The book is quite a polemic after its publication. Inside the book it is reported that Denny ja is known by the book entitled Atas Nama Cinta: Sebuah Puisi Esai - Isu Diskiriminasi dalam Untaian Kisah Cinta yang Menggetarkan Hati (2012). Furthermore, the form of puisi esai considered as a breakthrough in Indonesian literature. Strategies and modals had been allocated for Denny JA to place his new type of poem, puisi esai in the literary field. Besides, the acceptance of Denny JA in the literary arena as a model of betrayal by some figure or literary community. They considerate those of Denny JA had made the literary arena disgrace by the interciding of economy or politic determination. By apllying the theory of arena of cultural production by Pierre Bourdieu, this research aimed to answer research questions such as: first, the structure in the literary field of Indonesia which supported the raising of Denny JA and his puisi esai. Second, strategies used by Denny JA to gain the position and symbolic capital in Indonesian literature. Third, to understand the position of Indonesian literature upon Denny JA and Puisi Esai. From this research, it is known that the field of Indonesian literature is moving dynamic along with social movement after the revolution of 1998. The nowadays' opennes had created agent(s) to intervene literary field. However, through strategies or mobilizing ecnomical or cultural capital, Denny JA is one of writers who tried his luck in the field of Indonesian literature. The using of puisi esai as distinctive jargon succeeded in creating space between him and other writers in the literary field. Thus, Denny JA had used many strategies to gain symbolic capital as a figure in literature. However, the appearance of Denny JA in the literary arena cannot be accepted by many others who share the same field with him regardless of the statement in 33 tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh. Puisi esai itself had nofurther influence in the writing tradition of Indonesian literature unless in the area where it comes from.

Kata Kunci : Denny JA, Puisi Esai, Cultural field, strategy, capital , position