Laporkan Masalah

BAHASA ALAY

ANDRIANI, S.S, Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Linguistik

Bahasa Alay adalah bahasa komunitas kaum remaja yang biasanya digunakan dalam situasi informal. Perkembangan bahasa Alay yang sangat pesat di media-media sosial seperti, facebook dan twitter juga menjadi ancaman tersendiri bagi masyarakat yang menjunjung tinggi keberadaan bahasa Indonesia, apalagi didukung dengan munculnya Kamus Besar Bahasa Alay (KBBA) yang memuat kata-kata Alay dengan lengkap berdasarkan abjad. Tidak hanya kamus saja, bahasa Alay juga bisa dipelajari secara online dengan membuka situs alaygenerator.co.cc. Dengan berdasarkan pada fakta-fakta yang telah dikemukakan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan kajian lebih mendalam lagi mengenai fenomena bahasa Alay. Dengan demikian penulis dapat menemukan keunikan-keunikan melalui proses pembentukan bahasanya yang melanggar kaidah tata bahasa tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penulis mengumpulkan data dari sumber dokumen yang sesuai dengan pokok persoalan yang diteliti, yaitu dengan menganalisis contoh-contoh bahasa Alay yang terdapat di media social facebook dan twitter, dan sebagainya, juga dari buku-buku, salah satunya adalah dari kamus Alay. Setelah data terkumpul, penulis kemudian mendeskripsikan variasi bentuk bahasa Alay berdasarkan angka, abjad, abreviasi yang meliputi singkatan kata dan akronim, dan singkatan-singkatan sms bahasa Asing. Penulis juga Setelah meneliti fenomena bahasa Alay ini, penulis menemukan fakta bahwa bahasa Alay dapat dibentuk berdasarkan angka maupun abjad, bahkan gabungan antara angka dan huruf juga bisa menjadi pembentuk bahasa tersebut. Selain pembentukan bahasa berdasarkan angka dan abjad, bahasa Alay juga bisa dibentuk dari abreviasi yang meliputi singkatan kata dan akronim. Pembentukan bahasa Alay berdasarkan abjad melibatkan beberapa proses fonologis seperti; (1) proses perubahan bunyi yang mencakup perubahan bunyi vokal dan konsonan; (2) proses penambahan bunyi yang sebagian besar diserap dari bahasa prokem; (3) proses penghilangan bunyi yang terjadi pada awal, pertengahan, dan akhir kata; (4) proses perpindahan bunyi dan (5) proses pembalikan bunyi. Dari data dan contoh-contoh yang telah penulis kaji dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa walaupun bahasa Alay tidak memiliki standar penulisan yang baik dan benar, namun bahasa ini tidak akan mengancam eksistensi bahasa indonesia, karena tidak digunakan dalam situasi-situasi yang formal seperti pidato-pidato resmi, penulisan-penulisan ilmiah, penyiaran berita dan sebagainya. Penulis juga menemukan bukti bahwa bahasa Alay sekarang ini tidak hanya digunakan oleh para remaja saja, tetapi oleh sebagian kalangan dewasa, khususnya ketika berinteraksi di media-media sosial.

Alay language is the language of youth communities that are usually used in informal situations. The development of Alay language which very rapidly in social media such as facebook and twitter also be a threat to society that upholds the existence of Indonesian, especially supported by the Great Dictionary of Alay, which contains the Alay’s words completely alphabetically. Not only dictionary, but also Alay language can be learned online by opening alaygenerator.co.cc site. Based on the facts above, the writer feel compelled to do a more in-depth study of the phenomenon of Alay language again. Thus the writer can find the uniqueness through the process of forming the language that violates the rules of grammar. In this research, the writer uses the qualitative research method. The writer collected data from sources that correspond to the subject studied by analyze the examples of Alay language contained in the social media facebook, twitter and the other forum, also from the books, one of which is an Alay Dictionary. After the data is collected, the writer then describe various forms of Alay language based on numbers, alphabet, abbreviation which includes abbreviations and acronyms, and sms abbreviations of foreign languages. The writer also analyzes the relation of meaning contained in Alay language and its functions for the user community. After researching the phenomenon of Alay language, the writer found the facts that Alay language can be formed by numbers and alphabets, even the combination of numbers and letters can also be the framer of that language. In addition to the formation of a language based on numbers and the alphabets, Alay language also be formed from abbreviation which includes the acronyms. The formation of Alay language alphabetically involved some phonological processes such as; (1) the process of sound changes that include changes in the vowels and consonants; (2) the process of additional sounds which are mostly taken from prokem language; (3) the deletion of sound that occurs at the beginning, middle, and end of the word; (4) the process of moving sound and (5) the process of reversal sound. From data and examples that the writer examined in this study, the writer conclude that although Alay language has no standard of writing is good and right, but this language will not threaten the existence of Indonesian, because it is not used in formal situations such as; formal speeches, scientific writings, broadcasting news and so on. The writer also found the fact that Alay language is not used by teens only, but most adults, especially when interacting in social media.

Kata Kunci : Abreviasi, Akronim, Bahasa Alay, Kamus Alay, Media Sosial, Proses Fonologis, Abbreviation, Acronym, Alay Language, Alay Dictionary, Social media, Phonological Process