Laporkan Masalah

TRILOGI PURA BALI MULA, PURA KAHYANGAN TIGA, DAN SISTEM TEMPEKAN SEBAGAI BASIS TATA RUANG PERMUKIMAN DESA PAKRAMAN MENYALI

APRODITA, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.

2015 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Kebudayaan dan religi merupakan dasar dalam kehidupan masyarakat Bali. Dalam peradabannya, Bali mengenal periodisasi kebudayaan, yaitu Bali Mula, Bali Aga, dan Bali Majapahit. Desa Pakraman Menyali sebagai desa tertua di kecamatan Sawan, kabupaten Buleleng, Bali Utara, memiliki akulturasi dua kebudayaan, yaitu pengaruh kebudayaan Bali Mula dan Bali Majapahit. Perwujudan akulturasi tercermin dari konsep-konsep religi, wujud arsitektur pura, artefak, rumah, maupun adat istiadat yang masih dipertahankan dan digunakan masyarakat secara bersama-sama. Dari hasil observasi awal, Desa Pakraman Menyali dinilai memiliki keunikan yang merepresentasikan permukiman masyarakat Bali Mula dan Bali Majapahit. Wujud arsitektur, orientasi ruang, interaksi sosial, kompromi, dan kesepakatan masyarakat dalam memaknai dan menggunakan ruang dinilai dapat menjadi embrio untuk mengetahui basis tata ruang permukiman Desa Pakraman Menyali saat ini. Dengan menggunakan metode fenomenologi, penelitian ini dapat menjelaskan fenomena yang terjadi dari sisi arsitektur. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi teoritis yang dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan dibidang akademik maupun pemanfaatan praktis di lapangan oleh masyarakat dan pemerintah dalam mengelola, menjaga, maupun membentuk ruang dengan kearifan lokal dan adat istiadat setempat.

Culture and religion are the foundation of living for people of Bali. Historically, Bali has its own chronicles, which are, Bali Mula, Bali Aga, and Bali Majapahit. Menyali village as the oldest village in Sawan Sub-District, Buleleng Regency, North Bali, has two culture acculturation, the impact of Bali Mula and Bali Majapahit. The manifestation of it, reflected from the religion concepts, temple architecture, artefact, house, even the custom of its residents which has been maintained and being used by the residents together. From the initial observation, Menyali village assesed to has its uniqueness which represents the settlement of Bali Mula and Bali Majapahit people. Form of architecture, spatial orientation, social interaction, compromises, and the resident concord in interpreting and using the space are suspected to be an embryo to understand the basis lay out of settlement used in present Menyali village. Using the Fenomenology methods, the research could explain about the phenomenon from the architecture view. The result of the study give theoretical contribution which could enrich the insight and knowledge in academic field as well as practical benefits for people and government to maintain, preserve, or form space with their own local wisdom and customs.

Kata Kunci : Bali Mula, Bali Majapahit, tata ruang, permukiman, arsitektur, Desa Menyali.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.