Persoalan kemiskinan banyak dialami oleh masyarakat yang bekerja di sector kelautan dan perikanan, hal ini disebabkan pendapatan yang bergantung pada iklim dan sulitnya mengakses modal. Kemiskinan ini juga dialami di kabupaten Pangkep, daerah yang terkenal dengan potensi perikanannya yang besar, akan tetapi merupakan daerah termiskin di Sulawesi Selatan. Berbagai program digelontorkan oleh pemerintah di kabupaten Pangkep, salah satunya PUMP yang merupakan bagian dari PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan. Program PUMP memiliki spectrum jangkauan yang luas, serta jumlah dana yang digelontorkan cukup besar, selain itu dicirikan dengan keterlibatan anggota masyarakat dalam pembuatan Rencana Usaha Kelompok (RUK). Namun, tidak dipungkiri dalam pelaksanaannya program PUMP di kabupaten Pangkep nyatanya masih diwarnai kepentingan Politik. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, menilai bagaimana pelaksanaan program dari sisi input, proses, output hingga outcome yang dihasilkan dengan penilaian 3Es (Ekonomis, Efisiensi dan Efektivitas), serta mengidentifikasi factor-faktor yang terdapat dari masing-masing evaluasi tersebut. Kedua, menilai relevansi antara kebutuhan dengan tujuan PUMP serta Relevansi kelompok penerima PUMP di kabupaten Pangkep. Adapun model evaluasi yang digunakan adalah model input/output, Pollit dan Bouckaert (2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PUMP di kabupaten Pangkep belum terlaksana dengan baik, penilaian dari sisi Input berupa SDM, Lahan, Modal masih menunjukkan bahwa penyediaan input tidak ekonomis, modal dalam hal ini penggunaan anggaran 4 dari 8 kelompok tidak ekonomis. Sementara 2 kelompok lainnya tidak memanfaatkan anggaran sebagaimana yang diharapkan dari program PUMP. Adapun proses pelaksanaan yang mencakup sosialisasi, prosedur pencairan anggaran, pengelolaan dana dan pendampingan tidak berjalan dengan efisien dan efektif, Output dan outcome yang diharapkan juga tidak efektif di masyarakat yaitu terdapat di 7 kelompok dari total 10 kelompok. Faktor yang menyebabkan tidak tercapainya 3Es di atas adalah dominasi dari pendamping, adanya kepentingan pribadi baik itu oleh ketua kelompok maupun elit desa, dan Temuan di lapangan menunjukkan bahwa dari model input/output Pollit dan Bouckaert, terdapat variabel lain yang cukup berpengaruh yaitu peran tata kelola (Partisipasi, Transparansi dan Akuntabilitas). Sementara untuk penilaian dari relevansi bahwa realisasi di lapangan yang masih kurang dalam menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat. Adapun Kelompok yang menjadi penerima program secara garis besar telah relevan atau sesuai dengan JUKNIS PUMP (6 dari 10 kelompok), sementara 4 kelompok lainnya tidak relevan.

The issue of poverty experienced by many people who work in the marine and fisheries sector, this is due to the income depends on the climate and the difficulty of accessing capital. Poverty is also experienced in Pangkep Regency, a region famous for its fishery potential is great, but it is the poorest area in South Sulawesi. A variety of programs be launced by the government in the district Pangkep, one PUMP that is part of the PNPM Mandiri Marine and Fisheries. PUMP has a spectrum program a wide range, as well as the amount of funds disbursed quite large, in addition is characterized by the involvement of community members in making Business Plan Group (RUK). However, it is not denied in the implementation program in Pangkep Regency PUMP still tinged Political interests. This research has several goals. First, assess how implementation of the programme of the inputs, processes, outputs to outcomes produced by 3Es assesment (Economical, Efficiency and Effectiveness), as well as to identify the factors that are contributing from each of the evaluation. Second, assess the relevance between the needs of the purpose andrelevance of the group receiving PUMP Pangkep district. As for the evaluation of the models used are input/output model, Pollit and Bouckaert (2000). This research used the qualitative approach with a descriptive method. The results showed that Pangkep District yet PUMP has not done well,, the assessment of the Input in the form of human resources, land, Capital still shows that providing input is not economical, capital budget usage in this case 4 of 8 groups are not economical. While the other two groups do not make use of the budget as expected from PUMP. As for the implementation process which includes the budget disbursement procedures, socialization, fund management and mentoring does not run efficiently and effectively, the Output and the expected outcomes are also not effective in a society that is present in 7 groups of a total of 10 groups. Factor that led not to achieve the 3E's above is the domination of private interests of any companion, be it by group chairman as well as privileged residents, and findings in the field indicates that the input/output model of Pollit and Bouckaert, there are other variables which are quite influential role that governance (participation, transparency and accountability).While for the assessment of the relevance of that realization in the field are still lacking in answering the problems faced by society. As for the groups that became the recipient of the program, generally have relevant or appropriate to the JUKNIS PUMP (6 of 10), while 4 other groups is irrelevant.

Kata Kunci : Evaluasi Program, Kinerja, Ekonomi, Efisiensi, Efektivitas