Pertumbuhan hutan kayu di Indonesia cenderung mengalami penurunan. Untuk itu perlu dicarikan solusi dalam mengatasi hal tersebut, salah satunya dengan memaksimalkan pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan. Bambu petung adalah jenis bambu yang cocok untuk pembuatan balok laminasi, karena jenis bambu ini mempunyai ketebalan dinding batang yang tebal dari jenis bambu lainnya. Dalam pembuatan balok laminasi dibutuhkan perekat yang kuat dan ramah terhadap lingkungan. Penggunaan perekat urea formaldhehyde ternyata dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu perlu dicari alternatif bahan perekat lain yang ramah terhadap lingkungan, dimana salah satunya adalah perekat yang dihasilkan dari pati sagu. Namun penggunaan perekat sagu ini tidak mampu mengatasi terjadinya gagal delaminasi pada balok laminasi. Penambahan pasak pada balok laminasi menjadi alternatif guna mengatasi terjadinya gagal garis perekat. Untuk mengetahui sifat fisika dan mekanika bambu petung maka perlu dilakukan pengujian pendahuluan berdasarkan standar ISO 22157-1-2004. Pembuatan benda uji balok laminasi dibuat dalam tiga variasi yaitu variasi tanpa pasak, dengan pasak kemiringan 450 dan 900. Masing-masing dibuat dengan 2 kali pengulangan. Jumlah keseluruhan benda uji balok laminasi sebanyak 6 buah. Benda uji balok laminasi dibuat dengan ukuran 80 x 120 x 3000 mm. Pengujian balok laminasi ini menggunakan sistem tumpuan sederhana (sendi-rol) dan pembebanan 2 titik (four point bending). Hasil pengujian rata-rata untuk sifat fisik bambu yaitu: kadar air 11,84%, kerapatan 0,60 gr/cm3: Untuk uji pendahuluan sifat mekanik bambu yaitu: kuat tekan sejajar serat bambu bulat 65,35 MPa, kuat tekan tegak lurus serat bagian kulit di atas 14,34 MPa, kuat tekan tegak lurus serat bagian kulit di bawah 9,75 MPa, kuat tekan tegak lurus serat bagian samping 5,45 MPa, kuat geser sejajar serat bambu bulat 7,77 MPa, kuat tarik sejajar serat tanpa nodia 208,165 MPa, kuat tarik sejajar serat dengan nodia 44,70 MPa, modulus of rupture bagian kulit di atas 185,63 MPa, modulus of rupture bagian kulit di bawah 186,59 MPa, modulus of elasticity bagian kulit di atas 15615,42 MPa, modulus of elasticity bagian kulit di bawah 15719,15 MPa. Untuk pengujian balok laminasi yaitu: kuat geser garis perekat, tegak lurus garis perekat, tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus serat berturut-turut: 4,12 MPa, 1,4 MPa, 49,01 MPa dan 10,00 MPa. Untuk pengujian kuat lentur balok laminasi, kekuatan optimum terdapat pada pasak dengan kemiringan 450, ini menunjukan pada kemiringan 450 pasak mampu menahan beban lentur dengan baik. Hasil pengujian kuat lentur balok laminasi dengan perekat pati sagu tanpa pasak; MOR dan MOE berturut-turut 104,14 MPa, 22541,86 MPa. Pengujian lentur balok laminasi perekat pati sagu dengan pasak kemiringan 450; MOR dan MOE berturut-turut 122,84 MPa, 26196,70 MPa. Dan pengujian lentur balok laminasi utama perekat pati sagu dengan pasak kemiringan 900; MOR dan MOE berturut-turut 116,93 MPa, 23512,27 MPa. Dari pengujian kuat lentur balok laminasi perekat sagu, maka rata-rata kegagalan yang terjadi yaitu gagal terhadap garis perekat.

Growth of timber forests in Indonesia tend to decrease. For that, it is necessary to find a solution to overcome this problem, one of them is by maximizing the use of bamboo as a building material. Petung Bamboo is a type of bamboo that is suitable for the manufacture of laminated beams, because this bamboo has stem wall thickness is thicker than other types of bamboo. The manufacture of laminated beams requares the strong adhesive and friendly to the environment. The use of urea formaldhehyde as adhesive can damage the environment. Therefore, necessary to find an alternative other glue materials friendly to the environment, one of them is adhesive produced from sago starch. However, the use of sago as adhesive is not able to cope with the occurrence of delamination failure in laminated beams. The addition of pegs on laminated beams become an alternative to overcome the delamination failure. To determine the physicals and mechanical properties of bamboo petung should be conducted by preliminary testing based on the ISO 22157-1-2004 standard. Preparation of test specimens laminated beams made in three variations, they are variations without any hitches, the slope of the pegs 450 and 900. They are made with 2 repetitions. The total number of test items are 6 pieces of laminated beams. Specimens laminated beams made with size 80 x 120 x 3000 mm. Testing of laminated beams were using a simple pedestal system (joint - roller) and were charging 2 points (four point bending). The average test results for the physical properties of bamboo are moisture content 11,84 %, density 0,60 gr/cm3. For preliminary testing of mechanical properties of bamboo are bamboo fiber compressive strength parallel round 65,35 MPa, compressive strength perpendicular to the fiber the skin above 14,34 MPa, compressive strength perpendicular to the fiber under the skin 9,75 MPa, compressive strength perpendicular to the fiber side 5,45 MPa, shear strength parallel round bamboo fiber 7,77 MPa, tensile strength parallel to the fiber without nodia 208,165 MPa, tensile strength parallel to the fiber nodia 44,70 MPa, modulus of rupture of the skin on top of 185,63 MPa, modulus of rupture under the skin of 186,59 MPa, the modulus of elasticity of the skin above 15615,42 MPa, the modulus of elasticity of the skin under 15719,15 MPa. Introduction to testing of laminated beams are shear strength adhesive line, perpendicular to the line of adhesives, the fibers parallel and perpendicular press to each beam fiber laminate is 4,12 MPa, 1,4 MPa, 49,01 MPa and 10,00 MPa. For flexural testing of laminated beams, the optimum strength exists on pegs with slope 450, it is indicate on slope of pegs 450 able to withstand bending loads well. The results of flexural testing of laminated beams with adhesive primary sago starch without hitches with MOR and MOE are respectively 104,14 MPa and 22541,86 MPa. Main testing of beam bending lamination adhesive pegs slope of sago starch 450 with MOR and MOE are respectively 122,84 MPa and 26196,70 MPa and the main of flexural testing on laminated beams for adhesive sago starch on slope peg 900 with MOR and MOE are respectively 116,93 MPa and 23512,27 MPa. From flexural testing of laminated beams of adhesive

Kata Kunci : bambu petung, balok bambu laminasi, perekat pati sagu, pasak, sifat mekanik.