Laporkan Masalah

VALIDASI MODUL BEHAVIORAL ACTIVATION DALAM MENINGKATKAN MANAJEMEN DIRI PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS

Muharini Aulia, Prof. Dra. Kwartarini Wahyu Yuniarti, Mmed.Soc., Ph.D.

2014 | Tesis | S2 Magister Profesi Psikologi

Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia khususnya Jogjakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sleman, diperoleh angka kasus diatas 100 kasus pada tahun 2013. Fakta ini menegaskan pentingnya pengembangan model penanganan yang tepat bagi pasien hipertensi. Selain penanganan medis, penanganan psikologis dengan sasaran meningkatkan kemampuan manajemen diri pasien juga memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Behavioral Activation merupakan salah satu teknik dengan dasar pendekatan perilaku yang terfokus pada peningkatan perilaku yang diharapkan melalui aktivasi perilaku yang terstruktur. Penelitian ini bertujuan untuk menguji validasi modul tritmen Behavioral Activation untuk meningkatkan manajemen diri (jogging, aerobik dan keteraturan mengkonsumsi obat antihipertensi) pada pasien hipertensi di Puskesmas. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen quasi dengan desain penelitian untreated control group design with pretest and postest. Pengambilan data melibatkan 8 psikolog dari 8 Puskesmas di Kabupaten Sleman. 4 psikolog terpilih menggunakan tritmen Behavioral Activation sementara 4 lainnya tidak memberikan intervensi. Partisipan penelitian berjumlah 8 orang yang didiagnosis mengalami hipertensi dan memiliki manajemen diri buruk. Alat ukur yang digunakan adalah behavioral checklist untuk manajemen diri dan Beck Depression Inventory (BDI). Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan peningkatan manajemen diri yang signifikan (Sig. 0,002) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. partisipan dalam kelompok eksperimen memiliki rata-rata durasi jogging (40,48 menit/hari) dan keteraturan mengkonsumsi obat (6 kali/seminggu) yang jauh lebih tinggi daripada kelompok kontrol. implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran didiskusikan didalam hasil.

Hypertension was one of many types of chronic diseases experienced by Indonesian people, especially Yogyakarta. Based on the data obtained from Department of Health, Sleman, there were more than 100 cases oh hypertension in 2013. This fact confirms the importance of developing appropriate treatment model for patiens with hypertension. In addition to medical treatment, psychological treatment with the goal of improving patient self manajement capabilities also play an important role to improve patients quality of life. Behavioral activation is a treatment with behavioral approach that focuses on improving the expected behavior through structured behavioral activation. The purpose of this study was to validate behavioral activation modul in improving hypertensive patients self management (jogging, aerobic and taking antihypertensive medication) in health center. This study used untreated control group with pretest and posttest design. There were 8 psychologist from 8 health center in Sleman involved in this study. 4 of them ellected to use behavioral activation treatment while the other 4 did not deliver the treatment. Participant in this study were 8 people diagnosed with hypertension and have poor self management. The instrumen for data collecting in this study are behavioral checklist and Beck Depression Inventory (BDI). The result indicates the difference of self management (Sig. .002) between the experimental group and the control group. Participants in the experimental group has a higher jogging duration (mean. 40,48 minutes/day) and taking medication (mean. 6 times/week) than the control group. Implications of these findings, study limitations and suggestions are discussed.

Kata Kunci : behavioral activation, hypertension, quasi-experiment, aktivasi perilaku, hipertensi, eksperimen quasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.