Laporkan Masalah

REPRESENTASI KUASA DALAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI ISLAM DI YOGYAKARTA)

Nurdin Laugu, Prof. Dr. Irwan Abdullah

2013 | Disertasi | S3 Kajian Budaya dan Media

Perpustakaan sebagai produk budaya merupakan arena dinamis dalam pergumulan berbagai aktor dengan latar belakang yang berbeda-beda. Fenomena ini menjadi objek yang menarik untuk diteliti dalam upaya memahami konstelasi dan relasi kuasa di kalangan aktor perpustakaan. Praktik dan interaksi sosial mereka memperlihatkan pertarungan kuasa ideologis yang akut dalam pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi Islam di Yogyakarta. Dalam kaitan praktik dan interaksi sosial aktor itulah, penelitian ini berupaya mengungkapkan representasi kuasa dalam pengelolaan perpustakaan tersebut yang kemudian dari situ akan ditelusuri tentang ideologi yang bermain, lalu, membaca tentang pola dan bentuk kontestasinya dalam membangun dan mempertahankan ideologi tersebut. Untuk melakukan pekerjaan di atas, peneliti menggunakan konsep kuasa Michel Foucault dan trio-konsep (Habitus, Ranah, dan Modal) Pierre Bourdieu serta sejumlah teori berkaitan lainnya seperti konsep ideologi Louis Althusser dan teori budaya Raymond Williams sebagai kerangka konseptual untuk menganalisis praktik-diskursif perpustakaan. Adapun metode penelitiannya yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologis-konstruksionis dengan paradigma kajian budaya (cultural studies) yang berfokus pada studi kasus pada tiga perpustakaan perguruan tinggi Islam di Yogyakarta (perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, UII, dan UMY). Sebagai pendekatan kualitatif, wawancara mendalam (dengan 15 informan) merupakan teknik pengumpulan data utama penelitian yang disertai dengan teknik pengamatan langsung dan dokumentasi sebagai upaya untuk mengklarifikasi data primer yang diperoleh. Data yang diperoleh kemudian dianalisis, secara interpretif-kritis, melalui teknik analisis Miles dan Huberman yang meliputi tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Di samping itu, teknik pengumpulan data tambahan berupa angket (kepada 65 responden) dengan skala empat dari Likert digunakan sebagai upaya menghilangkan keragu-raguan peneliti terhadap masalah-masalah yang dianggap kurang jelas. Melalui pendekatan teoritis dan metodologis di atas, peneliti menemukan bahwa praktik-diskursif perpustakaan tersebut menunjukkan adanya representasi kuasa yang timpang di kalangan aktor perpustakaan, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ketimpangan ini berdampak potensial dan akut pada pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi Islam di Yogyakarta sebagai lembaga profesional yang seringkali didengungkan. Dalam situasi itu, berbagai kelompok dan ideologi yang terepresentasi dalam pengelolaan perpustakaan, seperti paham keagamaan, khitah organisasi, dan gender, yang terlibat memainkan perannya dalam mencapai dominasi dan hegemoninya yang menjadikan perpustakaan sebagai situs ideologi yang kemudian terlihat dalam berbagai isu seperti jenisjenis ideologi dan budaya yang melestari dalam dunia perpustakaan. Demikian juga kontestasi antaraktor tampak dalam suatu ranah yang termanifestasi dalam berbagai bentuk pertarungannya seperti pustakawan versus non-pustakawan dan aktor internal versus eksternal yang semuanya memperlihatkan ke arah pencapaian kekuasaan.

Library as a cultural product constitutes a dynamic arena in which various different actors are on the encounters. This phenomenon becomes an interesting object to research in order to understand power constellations and relations amongst library actors. That the process shows their social practice and interaction demonstrates highly contested power for ideologies in the management of Islamic university libraries in Yogyakarta. In relation to the practice and interaction amongst those actors, this research tries to find out the power representation amongst them at the library management as well as to investigate those ideologies involved in the contest and finally to show how these ideologies are contested in the library management. In doing so, the researcher employs the concepts of power by Michel Foucault, trio-concept (Habitus, Field, and Capital) by Pierre Bourdieu, and some other related theories such as ideology by Louis Althusser and culture by Raymond Williams as a conceptual framework to analyse discursive practices of those libraries. This analysis was based on a constructionist-phenomenological approach using a cultural studies paradigm through a case study at three Islamic university libraries in Yogyakarta (libraries of UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, UII (Universitas Islam Indonesia), and UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)). As a qualitative approach, depth interview with 15 informants has become a main technique for data collection accompanied with direct observation and documentation techniques as a way to clarify primary data in research. All data collected were analysed, in a critical interpretive way, through Miles and Huberman technique of analysis by three steps: data reduction, data presentation, and conclusion or verification. In addition, secondary data collection technique of questionnaire (Scale-Four of Likert) given to 65 respondents was used as a way to verify obscure data and find a clear conclusion. Through the above theoretical and methodological approach, the researcher concludes that the library discursive practices demonstrate unbalanced power representation which takes place amongst library actors, both internally and externally. This imbalance influences the professionalism of the management of Islamic university libraries in Yogyakarta. In such situation, various groups and ideologies represented in the library management, such as religious thoughts, organisation lines, and gender issues, have played their roles to achieve their domination and hegemony. Such processes lead those libraries to serve as an ideological site which can be seen in several issues such as ideological types and preserved cultures in the libraries. In addition, contestation amongst actors as seen in the field is embodied in various forms of struggle such as librarian versus nonlibrarian and those from both internal and external which all demonstrate their games to achieve power.

Kata Kunci : Representasi Kuasa, Ideologi, Kontestasi, Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam, UIN Sunan Kalijaga, UII, UMY, Yogyakarta.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.