Ketersedian informasi data spasial di tengah masyarakat adalah suatu hal yang sangat penting. Salah satu bentuk penyediaan data spasial adalah dengan pembuatan peta. Melihat Wilayah Dusun Cungkrungan, Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah merupakan desa berkembang yang sebagian besar wilayahnya adalah lahan persawahan. Penyediaan peta situasi diharapkan akan memberikan gambaran mengenai bagaimana kondisi yang sebenarnya di lapangan dan memberikan wawasan tentang pengambilan keputusan berbasis spasial di tengah masyarakat. Dengan pertimbangan diatas maka penyediaan peta situasi menjadi sangat penting. Beberapa tahapan pekerjaan meliputi pengumpulan dan pengolahan data, serta penggambaran peta. pengumpulan data diperoleh dari kegiatan survei dan pengukuran di lapangan dengan menggunakan alat Total Station dan Sipat datar. Tahap penggambaran peta digital menggunakan berbagai software pengolah data ukur misalnya AutoCAD, Surpac, dan ArcGIS. Untuk mengambil kesimpulan bahwa peta itu benar maka tingkat keakuratan sebuah peta perlu diuji dengan kegiatan pengujian peta yang terdiri dari uji titik tinggi dan planimetris. Pembuatan peta situasi pada skala besar yang dilakukan di Dusun Cungkrungan, Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah menghasilkan produk yaitu peta situasi yang telah selesai dibuat dengan hasil pengukuran kerangka peta meliputi kerangka kontrol horizontal dan kerangka kontrol vertikal dapat dikatakan baik dengan pertimbangan telah memenuhi syarat spesifikasi teknis pengukuran dan hasil perhitungannya memenuhi TOR. Pada pengukuran KKH didapatkan kesalahan penutup sudut (fs) 26 detik dengan ketelitian linier (fl) sebesar 1:42545, dan pada pengukuran KKV didapatkan kesalahan penutup beda tinggi sebesar -6,5mm. Hasil pengujian detil planimetris pada peta manuskrip telah memenuhi spesifikasi TOR yang ditetapkan dengan prosentase kebenaran sampel sebesar 100%, sedangkan pada pengujian detil tinggi pada peta manuskrip tidak memenuhi spesifikasi TOR yang disyaratkan yaitu 90%. Prosentase kebenaran sampel sebesar 80%.

The availability of data spatial information in the community is very important. the fulfillment on the spatial data can be accommodated by creating a map. Considering the Cungkrungan, Beluk Village, Bayat Sub-District, Klaten Regency, Central Java is a developing village where most of the area is rice fields. The provision of a situation map is expected to provide an overview of the actual conditions in the field and provide insight into spatial based of decision making in the community. With those considerations, the provision of a situation map becomes very important. Several stages of work include data collection and processing, creating the manuscript and digital map. Data collection is obtained from direct survey and measurements in the field using the Total Station and Waterpass tools. The phase of digital maps drawing is using various measuring data processing software such as AutoCAD, Surpac, and ArcGIS. To conclude that the map is correct, the accuracy of a map needs to be tested with high-point tests and planimetric tests. This activity produces a map that has been completed with the results of a map framework parameter covering a horizontal control framework and a vertical control framework that can be said to be good with consideration has met the technical specifications of the measurement. With the 26 secods of angle error (fs) and linear accuracy (fl) of 1: 42545, and in the vertical control survey (KKV) measurements gives high difference by -6.5mm. The results of the planimetric test on the manuscript map were meets the TOR specifications with the percentage of 100% of sample, while the high-point test on the manuscript map does not meet the required TOR specifications,which is 90%. The sample truth percentage is 80%.

Kata Kunci : situation mapping, situation map