Laporkan Masalah

Pusat Konservasi Mangrove di Pantai Baros Bantul dengan Pendekatan Arsitektur Simbiosis: Eduventure Treehouse

RIFKA ASSIFA PRASETYACITA, Kurnia Widiastuti, S.T., M.T.

2019 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia sangat membutuhkan keberadaan ekosistem Mangrove. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki garis pantai yang panjang sehingga beresiko mengalami abrasi lebih besar dibandingkan negara lain. Ekosistem mangrove berperan dalam melindungi pesisir pantai dari kerusakan alam yang disebabkan oleh abrasi atau pengikisan tanah oleh air laut. Namun, degradasi ekosistem Mangrove semakin bertambah tiap tahun di Indonesia. Dalam 30 tahun terakhir Indonesia kehilangan 40% hutan bakau, sehingga tersisa 3.7 juta hektar (FAO, 2007). Sedangkan 2.5 juta hektar hutan bakau Indonesia dalam kondisi baik dan 1.2 juta lainnya dalam kondisi rusak. Kerusakan dari ekosistem Mangrove ini sebagian besar disebabkan oleh ulah tangan manusia yang kurang peduli terhadap keseimbangan lingkungan. Pengalihfungsian lahan, penyumbatan sampah, serta pembangunan infrastruktur yang kurang mempertimbangkan dampak lingkungan merupakan ancaman bagi kelangsungan ekosistem Mangrove. Edukasi mengenai Mangrove di Indonesia merupakan hal penting dalam upaya pelestarian Mangrove yang tidak hanya ditujukan untuk komunitas tertentu saja, namun untuk masyarakat luas agar perkembangan kualitas dan kuantitas ekosistem Mangrove menjadi lebih pesat. Perancangan Pusat Konservasi Mangrove merupakan suatu usaha untuk memfasilitasi kegiatan konservasi, edukasi, dan rekreasi di kawasan hutan Mangrove di Pantai Baros, Kabupaten Bantul. Pengadaan fasilitas ini secara spesifik membidangi tumbuhan Mangrove dan lingkungan biotik-abiotik yang menyusun ekosistem Mangrove. Simbiosis dalam arsitektur sebagai pendekatan dalam perancangan digunakan untuk menyatukan dua hal yang berbeda menjadi sesuatu yang baru dan memiliki dampak yang baik bagi kedua belah pihak dan dapat mencapai prospek dan fisibilitas yang diharapkan serta untuk mensinergikan massa bangunan sebagai aktivitas utama dengan lingkungan sekitar sebagai aktivitas pendukung. Dengan menggunakan konsep �Eduventure-Treehouse�, fasilitas ini menyediakan kegiatan edu-eko wisata yang dikemas dalam pembelajaran berbasis petualangan alam bagi wisatawan serta kegiatan pengelolaan hutan yang berlangsung di struktur buatan yang menyatu dengan struktur pepohonan hutan Mangrove, sehingga mencapai efektivitas kegiatan konservasi Mangrove yang terintegrasi dengan lingkungan sekitar.

Indonesia as the largest archipelagic country in the world needs the existence of Mangrove ecosistems. This is because Indonesia has a long coastline so it has a greater abrasion risk than other countries. Mangrove ecosistems play a role in protecting the coast from natural damage caused by abrasion or erosion of land by sea. However, the degradation of the Mangrove ecosistem is increased every year in Indonesia. In the last 30 years Indonesia lost 40% of mangrove forests, leaving 3.7 million hectares (FAO, 2007). While 2.5 million hectares of Indonesian mangrove forests are in good condition and 1.2 million others are in damaged condition. Damage of the Mangrove ecosistem mostly due to the human act which is careless about environmental balance. The transfer of land function, blockage of waste, and infrastructure development that does not consider environmental impacts is a threat to the sustainability of the Mangrove ecosistem. Education about mangroves in Indonesia is important in Mangrove conservation efforts that are not only intended for certain communities, but for the wider community so that the development of the quality and quantity of mangrove ecosistems becomes more rapid. The design of the Pusat Konservasi Mangrove is an effort to facilitate conservation, education and recreation activities in the Mangrove forest area at Baros Beach, Bantul Regency. Procurement of this facility specifically deals with mangrove plants and biotic-abiotic environments that compose the mangrove ecosistem. Symbiosis in architecture as an approach in design is used to unite two different things into something new, to have a good impact on both parties and can achieve the prospects and expected feasibility and to synergize building masses as the main activity with the surrounding environment as supporting activities. By using the "Eduventure-Treehouse" concept, this facility provides edu-eco tourism activities which are packaged in natural adventure-based learning for tourists and forest management activities that take place in artificial structures that blend with the structure of mangrove forests, thus achieving the effectiveness of mangrove conservation activities that integrated with the environment.

Kata Kunci : Mangrove, Pusat Konservasi Mangrove, Pantai Baros/Mangrove, Pusat Konservasi Mangrove, Baros Beach

  1. S1-2019-384804-abstract.pdf  
  2. S1-2019-384804-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-384804-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-384804-title.pdf