Laporkan Masalah

KISAH RAJA NUSIRWAN DAN RAJA CINA DALAM NASKAH KI SARAHMADU BRAJAMAKUTHA: KAJIAN KORPUS, FILOLOGI, DAN RESPON ESTETIKA

BINARUNG M, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum.

2018 | Tesis | S2 Ilmu Sastra

Tujuan dari penelitian adalah untuk melakukan kajian korpus, filologi, dan kajian respon estetika Wolfgang Iser terhadap kisah Raja Nusirwan dan Raja Cina yang dijadikan teladan di dalam naskah Ki Sarahmadu Brajamakutha (KSB). Naskah Ki Sarahmadu Brajamakutha merupakan salah satu koleksi naskah Perpustakaan Widyapustaka Pakualaman, Yogyakarta. Naskah beraksara Jawa ini ditulis menggunakan bahasa Jawa dan menggunakan metrum tembang macapat. Isi dari naskah ini adalah tatacara bagi raja dalam menjalankan roda pemerintahan yang tersirat di dalam kisah-kisah para nabi dan para raja yang sebagian besar berlatar belakang di Timur Tengah. Naskah ini terdiri atas tiga teks yaitu teks Tajusalatin, Hikayat Nawawi, dan teks yang berisi ajaran Paku Alam I dan Paku Alam II. Kisah Raja Nusirwan dan Raja Cina termasuk ke dalam bagian teks Tajusalatin. Pada naskah disebutkan bahwa Raja Nusirwan dan Raja Cina adalah raja kafir yang berlaku adil. Kajian korpus dilakukan untuk mengetahui persebaran Tajusalatin yang mengandung kisah Raja Nusirwan dan Raja Cina. Langkah-langkah yang dilakukan adalah menelusuri naskah-naksah Tajusalatin melalui katalog, kemudian mencatat bentuk –bentuk metrum tembang dan yang terakhir adalah membagi tiap-tiap naskah yang ditemukan berdasarkan golongan serta menyertakan deskripsi masing-masing naskah. Tahap selanjutnya adalah melakukan suntingan teks dan terjemahan terhadap kisah Raja Nusirwan dan Raja Cina yang dijadikan teladan di dalam KSB. Setelah diketahui kandungan isi KSB, kajian respon estetika dilakukan terhadap kisah Raja Nusirwan dan Raja Cina untuk mengetahui repertoire penyusun kisah tersebut sehingga pembaca masa sekarang dapat mengetahui tujuan penulisan kisah ini di dalam KSB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi kesusastraan Islam di Jawa dipengaruhi tradisi kesusastraan dari Melayu. Tradisi kesusastraan di Melayu terpengaruh oleh adanya pertemuan budaya Islam dari Arab dan Persia, dengan pengaruh budaya Cina di Melayu selama berabad-abad baik dari masa Melayu sebelum Islam (sebelum abad 12) maupun Melayu sesudah menjadi Islam sehingga muncul Tajusalatin untuk pertama kalinya pada abad 15 di Melayu. Kisah Raja Nusirwan dan Raja Cina tersebut terkam hingga ke Jawa yaitu di dalam naskah dalam naskah KSB.

The purpose of this research is to do a study of corpus, philology, and response aesthetic Wolfgang Iser to the story of King Nusirwan and a king of China in Ki Sarahmadu Brajamakutha (KSB) Manuscript. Ki Sarahmadu Brajamakutha is a manuscript collection of Widyapustaka, a library of Pakualaman, Yogyakarta. This Javanese script written manuscript uses Javanese as the language by applying macapat metrum pattern. Content of this manuscript is a manual for kings to rule a kingdom, depicted in stories of prophets and kings mainly from Middle East. This manuscript consists of three texts: Tajusalatin, Hikayat Nawawi, and a text containing teachings of Paku Alam I and Paku Alam II. The story of King Nusirwan and a king of China is a part of Tajusalatin text and they are mentioned as just kafir kings. Corpus study is used to understand the spread of Tajusalatin consisted of the story of King Nusirwan and a king of China. The steps used here are tracing Tajusalatin manuscripts using catalogues, noting the metre pattern of every manuscript, categorizing manuscripts into some groups depending on the pattern, and describing every founded manuscript. After doing the corpus analysis, the next things to do are to transliterate and to translate the story of King Nusirwan and a king of China in KSB, then the meaning of content will be known. Then, the study of respon aesthetic of Wolfgang Iser is applied to the story of King Nusirwan and a king of China as to how current readers can understand the repertoire of it, making them easier to acquire what the writer wanted by writing the story of King Nusirwan and a king of China in KSB. The result shows that Javanese Islamic literature tradition was highly influenced by Malay literature tradition. Malay literature tradition was also influenced by the clash of Islamic tradition from Arab and Persian meeting China culture in Malay for centuries, in pre-Islamic Malay times prior to 12th century and Islamic Malay times after that century. This cultural clash affected to the writing of the first Tajusalatin in Malay, in 15th century. The story of King Nusirwan and A king of China was spreaded far away to Java and it is still recorded in KSB.

Kata Kunci : filologi, Ki Sarahmadu Brajamakutha, Raja Nusirwan dan Raja Cina, repertoire, dan Tajusalatin


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.