Laporkan Masalah

PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT OLEH MASYARAKAT DESA SEGOMENG, KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI, PROVINSI RIAU

SUNDARI, Dr. Ir. Lies Rahayu W.F, M.P.

2017 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Transmigrasi di Kabupaten Kepulauan Meranti mendorong masyarakat Desa Segomeng yang berasal dari Pulau Jawa untuk memahami kondisi lahan gambut yang memiliki karakterisitik khas. Berkat kegigihan dan keuletan, masyarakat Desa Segomeng berhasil menjadikan padi dan karet komoditas utama yang mendukung perekonomian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pemanfaatan lahan gambut dan mengidentifikasi tahap pengelolaan lahan gambut masyarakat di Desa Segomeng. Penelitian ini dilakukan di Desa Segomeng, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap informan, dan pengamatan di lapangan, sedang data sekunder diperoleh dari instansi Desa Segomeng. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, dengan penyajian data dalam bentuk deskriptif dan uraian. Berdasarkan hasil penelitian ini, lahan gambut di Desa Segomeng dimanfaatkan oleh masyarakat dalam empat bentuk utama pemanfaatan, yaitu sebagai lahan pemukiman, media pengelolaan lahan pertanian dan perkebunan, pemenuhan kebutuhan air, dan pengambilan kayu bakar. Teknis pengelolaan lahan gambut yang berhasil di identifikasi tersebut dapat dikelompokan menjadi beberapa tahap, yaitu dimulai dari pemilihan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Dalam tahap pemilihan lahan, masyarakat melakukan pengenalan berdasarkan kedalaman lumpur dan bioindikator. Kedalaman lumpur apabila sebatas siku maka layak ditanami, sedang Purun Tikus (Eleocharis dulcis) menunjukkan kondisi sangat masam dan Galam (Meleleuca leucadendron) menunjukkan kondisi masam pH < 3 dan drainase berlebih. Dalam tahap penanaman dan pemeliharaan, pemilihan komoditas perkebunan seperti karet sangat menguntungkan karena pasarnya besar dan produk turunannya sangat beragam. Untuk tahap pemanenan, terdapat dua metode panen, yaitu panen sebagian dan panen keseluruhan. Panen sebagian dilakukan pada tanaman tahunan seperti karet, pinang dan kelapa, sedang panen keseluruhan dilakukan pada sagu dan tanaman semusim seperti padi serta palawija.

Transmigration in Kepulauan Meranti District has encouraged the community of Segomeng Village originating from Java Island to understand the condition of peatland that has a distinctive characteristic. Persistence and tenacity the community of Segomeng Village have managed to make rice and rubber as main commodities that support the community economy. This study aims to determine the form of peatland utilization and identify the peatland management stage of community in Segomeng Village. This study was conducted in Segomeng Village, Kepulauan Meranti District, Riau Province. Qualitative research approach was implemented in this study with case study method. Primary data were obtained from depth interviewing informants, field and observation, whereas secondary data were obtained from Segomeng Village government agency. Data analysis used in this study was qualitative data analysis, with data presentation in description. Based on the results of this study, the peatland in Segomeng Village had been utilized by the community in four main utilization forms, namely as settlement land, management media of agricultural and plantation land, water supply, and collecting firewood. The identified peatland management techniques could be grouped into several phases, starting from land selection, planting, maintenance, and harvesting. In the land selection, the community checked the depth of the mud and bioindicators. If the depth of the mud was as deep as the elbow, then the land would be available to be planted, whereas Purun Tikus (Eleocharis dulcis) showed very acidic conditions, and Galam (Meleleuca leucadendron) showed acid condition of pH <3 and excessive drainage. In the planting and maintenance stage, the selection of plantation commodities such as rubber are very profitable because the market is large and its derivative products are very diverse. In harvesting, there are two methods of harvesting, partial harvest, and full harvest. The partial harvest was implemented on annual crops such as rubber, areca nut, and coconut, while the full harvest was implemented on sago and seasonal crops such as rice and crops.

Kata Kunci : pengelolaan, lahan gambut, masyarakat, kabupaten kepulauan meranti, riau;management, peatland, community, kabupaten kepulauan meranti, riau