Laporkan Masalah

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN KUSTA PADA ANAK DI WILAYAH PUSKESMAS PASIR PUTIH KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2016

MERLIN IRIYANTI, dr. Titik Nuryastuti, M.Si., Ph.D.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang : Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae (M-leprae), yang dapat menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Diwilayah Kabupaten Manokwari dengan angka penderita kusta anak yang cukup tinggi adalah Distrik Pasir Putih. khususnya di wilayah kerja Puskesmas Pasir Putih merupakan daerah dengan Jumlah kasus baru kusta pada anak tertinggi pada tahun 2015 sebanyak 48 kasus (55% ) yaitu kusta anak PB sebanyak 23 kasus dan kusta anak MB sebanyak 25 kasus. Tingginya Proporsi penderita kusta anak diantara kasus baru kusta yang di temukan menunjukkan tingginya penularan kusta di masyarakat tersebut. Lingkungan merupakan faktor penyumbang terbesar kejadian penyakit, kemudian perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik rumah merupakan bagian dari lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Sehingga faktor lingkungan fisik rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit kusta, dimana lingkungan yang kurang baik akan menimbulkan bakteri Mycrobaterium leprae yang dapat menyebabkan penyakit kusta. Tujuan : Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahi hubungan faktor risiko lingkungan (riwayat kontak, kepadatan hunian, kelembaban, jenis lantai, ventilasi dan jenis dinding rumah) dengan kejadian kusta pada anak di wilayah Puskesmas Pasir Putih Kabupaten Manokwari Tahun 2016 Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan case control study. Subyek adalah anak umur 5-11 tahun dengan jumlah sampel 96 orang anak terdiri dari 48 kasus dan 48 kontrol. Kasus diambil dari penderita kusta anak yang tercatat pada buku register kusta di puskesmas pasir putih. kontrol diambil pada anak yang tidak memiliki gejala klinis berdasarkan diagnosis oleh petugas puskesmas pasir putih. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil Penelitian : Faktor resiko lingkungan yang memiliki hubungan (P<0,05) dengan kejadian kusta pada anak di wilayah kerja Puskesmas pasir putih yaitu riwayat kontak (serumah P=0,000, tetangga P=0,005 dan sosial P=0,001), kepadatan hunian (rumah P=0,000 dan kamar P=0,005), kelembaban (P=0,000) dan dinding rumah (P=0,000) sedangkan faktor resiko yang tidak berhubungan dengan kejadian kusta kusta pada anak di wilayah kerja puskesmas pasir putih yaitu lantai rumah (P=0,15) dan ventilasi rumah (P=0,08). Kesimpulan : ada hubungan faktor resiko lingkungan dengan kejadian kusta pada anak di wilayah puskesmas pasir putih, yaitu riwayat kontak (serumah, tetangga dan sosial), kepadatan hunian (rumah dan kamar), kelembaban dan dinding rumah, sedangkan faktor resiko lingkungan lantai dan ventilasi rumah tidak ada hubungan dengan kejadian kusta pada anak.

Background: Leprosy is one of the infectious diseases caused by Mycobacterium leprae (M-leprae) bacteria, which can cause a very complex problem. In Manokwari District in which the number of children who suffer of leprosy is high enough is Pasir Putih District. Especially in the work area of Pasir Putih Health Center is the area with the number of new cases of leprosy on children is highest in 2015 as many as 48 cases (55%) those are leprosy PB children as many as 23 cases and leprosy MB children as many as 25 cases. The high proportion of leprosy patients among new cases of leprosy is found to indicate the high rate of leprosy transmission in the community. The environment is the highest contributor to disease, then behavior, health and genetic services. Environmental factors affect the occurrence of leprosy, where the unfavorable environment will cause Mycrobaterium leprae bacteria that can cause leprosy. Purpose: This research is intended to know the correlation of environmental risk factors (contact history, occupancy density, humidity, floor type, ventilation and wall of house) with leprosy incidence on children in Pasir Putih health center of Manokwari Regency 2016 Method: This was an observational analytic study with case control study design. Subjects were children aged 5-11 years with a sample size of 96 children consisting of 48 cases and 48 controls. The case was taken from leprosy child recorded at leprosy register at pasir putihclinic. Control was taken on children who did not have clinical symptoms based on diagnosis by pasir putihofficers. Data analysis was done by univariate, bivariate and multivariate analysis. Result of the research: From the result of bivariate analysis, it is known that environmental risk factors have correlation (P <0,05) with the incidence of leprosy on children in the working area of health center of pasir putih that is history of contact (one house P = 0,000, neighbor P = 0,005 and social P = 0,001), occupancy density (house P = 0.000 and room P = 0,005), humidity (P = 0,000) and house wall (P = 0,000) while risk factor unrelated to leprosy occurrence on children in working area of pasir putihwater is floor Home (P = 0.15) and home ventilation (P = 0.08). Conclusion: there is an correlation of environmental risk factors with the incidence of leprosy on children in the pasir putih area, namely the history of contact (house, neighbor and social), occupancy density (house and room), humidity and wall of the house, while the environmental risk factors of the floor and ventilation The house has nothing to do with the incidence of leprosy on children.

Kata Kunci : Faktor Resiko, Lingkungan, Kusta Pada Anak, Risk Factors, Environment, Leprosy on Children

  1. S2-2017-388159-abstract.pdf  
  2. S2-2017-388159-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-388159-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-388159-title.pdf